kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

DFSK mengklaim siap produksi mobil listrik asal regulasi sudah jelas


Minggu, 21 Juli 2019 / 10:51 WIB
DFSK mengklaim siap produksi mobil listrik asal regulasi sudah jelas


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -TANGERANG. Tak hanya pabrikan Jepang saja siap masuk ke mobil listrik. Tetapi, pabrikan mobil China seperti DFSK mengaku sudah sangat siap menjual mobil listrik di Indonesia.

Alexander Barus, CO-CEO PT Sokonindo Automobile mengatakan bahwa secara teknis pihaknya tak ada problem. "Kami bahkan bawa barangnya tidak hanya sekadar konsep. Kami cukup lama menunggu peraturannya ini, soalnya kami perlu pelajari dan menentukan kapan bisa masuk," terangnya saat konferensi pers di GIIAS 2019, Kamis (18/7).

Antara pilihan memproduksi atau mengimpor terlebih dahulu, pertanyaannya kata Alex ialah apakah dengan membangun pabrik akan ada insentif? Kalau dibandingkan dengan kompetitor lain yang telah mengembangkan mobil listrik lebih lama, tentu DFSK sulit mengejarnya.

"Namun demikian, secara teknis kami siap, tapi secara tekno ekonominya (investasi kedepan) kami belum bisa jawab. Ini kondisional melihat apa dan kapan peraturan yang diberikan pemerintah," katanya. Lebih lanjut ia berpendapat kalau langsung mengadakan full electric rasanya infrastrukturnya belum siap..

Lalu budaya berkendara di Indonesia juga menjadi satu problema tersendiri, menurut Alex mobil listrik full electric hampir tidak bersuara dan jalanan di negeri ini tidak akrab dengan kendaraan bermotor tanpa suara. Belum lagi mobil listrik ini harus rajin dirawat baterainya.

Sementara jenis hybrid juga punya plus minusnya, dari segi harga cenderung mahal karena punya dua jenis mesin. Adapun DFSK juga kembangkan range extender generator dimana kendaraan dapat menggunakan gunakan bensin untuk menghidupkan listrik.

"Soal yang mana dulu antara full electric atau hybrid tergantung pemerintah, yang mana bisa di drive dengan insentif yang kompetitif. Sebab alangkah lucunya sudah bangun produksi range extender insentif-nya malah ke yang lain," tutur Alex.

APM sebenarnya telah memperkenalkan Glory E3 yang merupakan kendaraan murni bertenaga listrik yang digerakkan dengan kombinasi motor listrik dan baterai. Glory E3 dalam berbagai varian punya kemampuan jarak tempuh menyesuaikan kapasitas baterainya mulai dari 305 sampai 405 kilometer dalam kondisi pengisian penuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×