Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perikanan, PT Dharma Samudera Fishing Tbk (DSFI) menyatakan bahwa tren penurunan pendapatan dan laba di semester I 2023, tidak berlanjut di semester II 2023.
Direktur Utama DSFI, Ewijaya, menjelaskan penurunan kinerja di semester I 2023 disebabkan oleh tingginya inflasi di negara-negara tujuan ekspor Perseroan, terutama Amerika Serikat.
"Inflasi yang terjadi di Amerika Serikat sebagai pangsa pasar utama Perseroan, mulai dirasakan di akhir tahun 2022. Hal ini cukup memberikan tekanan pada volume penjualan Perseroan dimana tingginya inflasi tersebut berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat," ujarnya kepada Kontan, belum lama ini.
Sebagai informasi, pada semester I 2023 DSFI mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 41,85% dan pendapatan sebesar 10,22%.
Baca Juga: Dharma Samudera Fishing (DSFI) Bidik Pasar Ekspor Baru, Ini Negara yang Disasar
Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercetak berada di angka Rp 8,14 miliar dari Rp 14,01 miliar dari periode yang sama tahun lalu. Lalu, pendapatan ada di angka Rp 281,37 miliar dari Rp 313,41 miliar.
Ia melanjutkan, kini kinerja mulai beranjak bangkit. Ewijaya melihat tren inflasi di negara pasar utama perseroan sudah membaik dari yang awalnya menunjukkan tren penurunan setiap bulannya.
Tak hanya itu, permintaan pasar sudah mulai membaik pada awal semester II 2023, terutama dari Amerika Serikat. Perseroan optimistis dapat mencapai target tahun ini.
"Perseroan optimitis untuk mencapai target tahun ini. Karena melihat tren pasar yang sudah mulai pulih di awal semester II 2023," tambahnya.
Sebagai informasi, DSFI tahun ini menargetkan pendapatan Rp 661 miliar, naik 19% dari realisasi 2022 senilai Rp 552 miliar. Sebagai langkah memperbaiki penurunan pendapatan dan laba di semester I 2023, DSFI senantiasa berupaya untuk melakukan penetrasi pasar baru baik domestik maupun ekspor.
Baca Juga: Dharma Samudera (DSFI) Tetap Mengandalkan Pasar Ekspor
Pos aset, liabilitas dan ekuitas masing-masing meningkat 4,96%, 107,28% dan 3,44% secara year to date (YTD). Aset berada di angka Rp 410,10 miliar di semester I 2023 dari Rp 390,69 miliar di akhir 2022. Lalu, liabilitas di angka Rp 165,66 miliar dan ekuitas di angka Rp 244,43 miliar.
"Timur Tengah merupakan salah satu negara yang sedang kami jajaki dan kami bersyukur tahun lalu DSFI sudah mendapatkan nomor Saudi Food and Drug Authority (SFDA) yang merupakan standar registrasi untuk calon-calon exportir ke Timur Tengah," urainya.
Pasar Asia lainnya yang dijajaki adalah Korea Selatan. DSFI menilai Korea Selatan sebagai pasar yang potensial yang perlu dilirik Perseroan.
Selain itu, negara-negara Eropa seperti misalnya Scandinavia dan Norwegia, juga belum dijajaki oleh Perseroan, walaupun 50% lebih negara-negara Eropa lainnya sudah menjadi pasar ekspor Perseroan selama ini.
Baca Juga: DSFI Masih Optimistis dapat Meraih Target Penjualan Tahun 2022
Selain itu, lanjut DSFI, berbagai langkah-langkah peningkatan, efisiensi dan penghematan biaya senantiasa dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Ia menyatakan, mengenai capex pihaknya tidak memiliki anggaran khusus yang ditetapkan pada awal tahun.
Dengan demikian pada semester I 2023, belanja modal yang tercermin dalam laporan keuangan lebih merupakan biaya untuk perbaikan bangunan, mesin-mesin, dan peralatan pabrik serta penambahan kapasitas cold storage.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News