Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dinilai lemah menghadapi Lion Air. Menurut mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu, Jonan yang selama ini dinilai sebagai sosok yang tegas pun nyatanya lemah dalam menghadapi Lion Air.
“Jonan yang pemberani enggak juga (berani) kok. Berarti kan Lion kuat sekali,” kata Said, Jakarta, Jumat (20/2).
Said kepada wartawan melihat pemerintah selalu menganak-emaskan maskapai berbiaya murah milik Rusdi Kirana tersebut. “Saya mengalami waktu jadi Sesmen, kalau Lion Air datang itu seakan-akan kita kelas dua di depan Lion Air,” ucap Said.
Dia pun menyesalkan ketika berdasarkan hukum, Lion Group – induk dari Lion Air – mendapatkan hak atas pengelolaan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma, dan menyingkirkan AP II.
“Ingat dulu kita terusir dari Halim. Lalu Lion Air bikin isu di Gorontalo dia diusir oleh AP, dan bilang mau lari ke Malaysia. Toh nyatanya enggak lari-lari juga tuh. Dia juga bilang mau bikin bandara sendiri. Lion Air bluffing terus,” tegas Said.
Sementara itu, ditanya mengenai penyebab terlalu seringnya Lion Air mengalami delay, Said tidak melihat pasti apakah ada kekeliruan antara ekspansi Lion Air dengan slot yang diberikan oleh regulator.
“Tapi kok ini menjadi seakan-akan anak istimewa di negeri ini. Itu sejak dulu, sejak 2006 saya mengalami, dia (Lion Air) tidak bisa tersentuh,” kata Said.
Sebagai informasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan memang telah menghentikan sementara pengajuan izin rute baru Lion Air. Keputusan tersebut diambil setelah maskapai yang dimiliki Rusdi Kirana itu belum mampu menyelesaikan masalah delay di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tengerang. Kendati begitu, mantan bos PT KAI (Persero) itu belum memberikan sanksi tegas.
“Soal sanksi nanti kita rapat, paling tidak sekarang pengajuan izin rute baru dari Lion Air kita hentikan dulu,” ujar Jonan di Jakarta, Jumat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News