kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Di pasar lokal, Samsung klaim masih market leader


Rabu, 09 September 2015 / 18:19 WIB
Di pasar lokal, Samsung klaim masih market leader


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Samsung masih menjadi smartphone favorit di Indonesia. Sehingga, hal ini membuat pangsa pasarnya di Indonesia masih menjadi yang terbesar.

"Kami masih nomor satu, dengan pangsa pasar 45%," ujar Lee Kang Hyun, Vice President Samsung Electronic Indonesa kepada KONTAN, Kamis (9/9).

Hal ini sekaligus menampik hasil riset Counterpoint Technology Market Research, lembaga riset asal Hongkong, yang menyatakan bahwa pangsa pasar Samsung di dalam negeri mulai tergerus dan bahkan disalip oleh Evercross.

Dalam riset itu dijelaskan, dalam pasar handset secara keseluruhan (smartphone dan feature phone), Evercross menempati posisi pertama, dengan pangsa pasar sebesar 18,5% hingga kuartal II tahun ini. Sementara, posisi berikutnya disusul oleh Samsung 16,6%, Microsoft 9,6%, Mito 7,6%, dan Advan 7,3%.

Tapi, untuk khusus pangsa pasar smartphone, Samsung masih menjadi juara dengan pangsa pasar sebesar 24,2%. Sementara, Evercross ada di posisi kedua, sebesar 14,3%. Posisi berikutnya diisi oleh Smartfren 10,4 %, dan Asus 8,8 %.

Perlu diketahui juga, menurut data tersebut, untuk pasar ponsel secara keseluruhan, Samsung tergerus sangat besar dari 32,9% di Q1 2015 menjadi 24.2% di Q2 2015. Hal ini terjadi karena semakin maraknya merek-merek Asus, Vivo, Oppo, dan Xiaomi yang mengambil segmen smartphone kelas menengah Samsung.

Catatan saja, Counterpoint melandaskan analisanya pada banyaknya jumlah handset yang dikapalkan (shipment) ke dalam berbagai channel penjualan dari para manufaktur. Estimasi pengiriman ini lalu akan ditriangulasikan dengan survei level industri yang berbeda untuk menemukan estimasi kuantitatif yang akurat terhadap performa vendor dan pasar untuk masing-masing kategori perangkat.

"Mereka menggunakan shipment base untuk analisanya. Kami tahu itu, tapi memang shipment base bisa benar-benar ketahuan? Datanya beda dengan kami, dan bisa dicek di pasar, masyarakat lebih banyak memilih Samsung ketimbang Evercross. Jadi, kami masih nomor satu," tutur Lee.

Kendati demikian, dia tidak memungkiri persaingan handset, khususnya untuk smartphone kian hari kian ketat. Terlepas dari keberadaan Evercross, kehadiran brand seperti Lenovo, Asus, Oppo, dan Xiaomi memang menjadi tantangan tersendiri bagi Samsung. Untuk segmen high end, Samsung masih head to head dengan Apple. Tapi, untuk segmen medium end, brand-brand tersebut cukup menjadi tantangan.

Paham dengan hal ini, Samsung juga tak mau ketinggalan dengan pesaingnya, untuk meluncurkan produk terbarunya. Tapi, produk yang diluncurkan itu dilakukan di semua segmen mulai dari segmen medium end hingga high end. Sehingga, posisi pangsa pasar perseroan masih bisa tetap terjaga.

Lee bilang, bulan ini pihaknya telah membuka pre order untuk varian Samsung Galaxy Note 5 dan Samsung s6 edge plus. Kedua varian ini dibanderol di harga Rp 10 juta dan Rp 12,5 juta.

"Pre order-nya sudah kami buka, dan yang pesan juga sangat besar," tandas Lee. Sayang, dia tidak merinci besaran angkanya.

"Masih pre order, tapi barangnya sudah ada di Indonesia," pungkas Lee.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×