kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -1.000   -0,07%
  • USD/IDR 15.935   10,00   0,06%
  • IDX 7.327   130,75   1,82%
  • KOMPAS100 1.120   21,42   1,95%
  • LQ45 884   14,25   1,64%
  • ISSI 223   3,07   1,39%
  • IDX30 452   7,34   1,65%
  • IDXHIDIV20 542   7,51   1,40%
  • IDX80 128   2,15   1,70%
  • IDXV30 131   2,15   1,67%
  • IDXQ30 150   2,26   1,53%

Di Tengah Hilirisasi, Bahlil Akui Ketergantungan dengan Batubara Masih Tinggi


Rabu, 04 Desember 2024 / 15:03 WIB
Di Tengah Hilirisasi, Bahlil Akui Ketergantungan dengan Batubara Masih Tinggi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan paparannya pada pembukaan Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu (4/12/2024). 


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah menggenjot hilirisasi di sektor mineral dan batubara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui ketergantungan Indonesia dengan energi fosil terutama yang berasal dari batubara masih cukup besar. Dan waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi ketergantungan energi Indonesia terhadap batubara juga diperkirakan masih akan memakan waktu lama. 

"Perlahan-lahan kita akan masuk pada energi baru terbarukan, tetapi batubara, sampai dengan hari ini kami masih menganggap sebagai salah satu energi yang cukup kompetitif, murah, dan bisa menghasilkan biaya yang kompetitif untuk menghasilkan produk. Jadi nggak usah ragu dulu," ungkap Bahlil dalam acara Indonesia Mining Summit 2024, yang dilaksanakan di Jakarta, Rabu (04/12).

Menurut Bahlil, green energy yang tidak bergantung pada batubara membutuhkan teknologi yang maju yang berpengaruh pada peningkatan biaya.

"Tetapi selama teknologinya masih mahal, dan ekonomi kita belum kuat, kita harus menyesuaikan diri dengan kondisi. Kita setuju dengan pikiran global, tapi ukur diri kita juga, baseline kita dengan baseline negara-negara yang memang sudah maju," tambah Bahlil.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Subsidi BBM untuk Ojek Online Bakal Gunakan Skema UMKM

Dalam kesempatan yang sama, Bahlil juga mendukung pengusaha batubara untuk terus mengembangkan potensi dari tambang yang dimiliki.

"Yang pengusaha pengusaha di batubara lanjut terus, nggak ada masalah, apalagi kalau produksi bagus, Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) negara-negara bagus, pertumbuhan ekonomi daerah bagus, nggak ada masalah," katanya.

Adapun terkait kapasitas produksi batubara, menurut catatan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sepanjang tahun 2023, total produksi batubara Indonesia adalah sebesar 775 juta ton atau melampaui target awal yaitu sebesar 696 juta ton.

Yang terbaru, hingga akhir November 2024, total produksi batubara dalam negeri sebesar 747,2 juta ton atau melampui target awal di 710 juta ton.

Peningkatan kebutuhan batubara juga masih terlihat dari adanya peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) dari target tahun 2023 sebesar 177 juta ton.

Hal tersebut menurut APBI disebabkan adanya demand batubara yang meningkat, karena adanya tambahan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru dari proyek-proyek 35 gigawatt (GW) yang sedang diselesaikan dan meningkatnya kebutuhan untuk smelter.

Baca Juga: Menteri ESDM: Program B50 Mulai Diterapkan pada 2026

Selanjutnya: Link Live Streaming Newcastle vs Liverpool di Liga Inggris, Kamis (5/12/2024)

Menarik Dibaca: Hadirkan Ekosistem Hunian Sewa Komprehensif, Ini Deretan Produk Hunian dari Rukita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×