kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di tengah pandemi, Rukita catat rata-rata pertumbuhan okupansi bulanan capai 20%


Selasa, 17 November 2020 / 20:07 WIB
Di tengah pandemi, Rukita catat rata-rata pertumbuhan okupansi bulanan capai 20%
ILUSTRASI. Fasilitas kost coliving Rukita.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan coliving Rukita, menunjukkan performa bisnis yang positif di tengah pandemi seiring dengan berkembangnya tren bekerja dari rumah (WFH) dan perilaku masyarakat yang semakin sadar biaya.

Berkembangnya tren WFH selama pandemi juga turut menjadikan bisnis coliving semakin populer seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan hunian yang aman, nyaman, dan menunjang WFH, namun tetap terjangkau.

Pada kuartal ketiga tahun ini, Rukita mencatat rata-rata pertumbuhan okupansi bulanan (MoM) di seluruh unit mencapai 20%. Sementara itu, jumlah penghuni baru bertumbuh hampir 2,5 kali lipat pada periode Juni hingga Oktober jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Mei 2020.

Sarah Soewatdy, Co-founder & COO Rukita, menyatakan, pandemi menimbulkan ketidakpastian dalam segala hal sehingga masyarakat menjadi lebih sadar biaya dan cermat mengelola keuangan. Kondisi tersebut menciptakan celah bagi Rukita untuk berkembang lebih cepat dengan penyediaan hunian coliving yang berkualitas namun tetap terjangkau.

Baca Juga: Lewat Surge, Seqouia bidik danai early stage start up di India dan Asia Tenggara

"Kami menawarkan kesempatan bagi mereka untuk memaksimalkan potensi propertinya, sehingga mereka dapat tenang menjalani kehidupan sambil menikmati pendapatan pasif bebas ribet," kata Sarah dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada Selasa (17/11).

Pencapaian tersebut mendorong Rukita untuk membantu lebih banyak mitra dalam memaksimalkan propertinya di masa-masa sulit ini. Di tengah pandemi Covid-19, perekonomian nasional mengalami perlambatan karena menurunnya daya beli masyarakat, tak terkecuali di sektor properti residensial.

Dengan perubahan prioritas, masyarakat, terutama kaum milenial yang mencapai 60% dari total populasi Indonesia pada 2020, cenderung menunda keputusan membeli hunian dan memilih opsi menyewa yang lebih terjangkau.

Hal ini menyebabkan bisnis hunian coliving yang menawarkan segala kemudahan dan fasilitas lengkap untuk milenial bertumbuh pesat, bahkan lebih signifikan dibandingkan sebelum pandemi. Selain itu, respon positif terhadap platform dengan konsep ekonomi berbagi (sharing economy) juga turut berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan bisnis ini di Tanah Air.

Baca Juga: LMAN Menjadi Katalisator Pemanfaatan Properti Negara Berbasis Teknologi

Selama pandemi Rukita dijelaskan Sarah terus melakukan adaptasi untuk semakin relevan dalam menjawab kebutuhan pasar melalui rangkaian inisiatif new normal yang digagas. Untuk menciptakan hunian coliving dengan standar baru, Rukita menerapkan protokol kesehatan yang ketat di seluruh unit.

Selain itu, inovasi Rukita Workpod dihadirkan guna mengakomodir perubahan kebutuhan perusahaan agar para karyawan dapat tetap produktif dan berkoordinasi dengan mudah layaknya bekerja di kantor. Tak hanya itu, ada virtual viewing juga tersedia bagi calon penghuni yang ingin melakukan survei secara aman tanpa harus berkunjung langsung ke unit.

Diketahui Rukita menerapkan model bisnis yang berkelanjutan dengan investasi pada keahlian yang kuat dalam manajemen properti dari hulu ke hilir, meliputi pemeriksaan & penilaian bangunan sebelum proses transformasi, pemasaran & akuisisi penghuni, operasional, pemeliharaan properti, hingga pasca penyewaan (after stay). Jenis kemitraan yang ditawarkan pun bersifat fleksibel sehingga mampu memberikan solusi sesuai kebutuhan masing-masing pemilik properti.

Guna jamin kualitas layanannya untuk menjaga kepercayaan para mitra. Salah satunya dengan memastikan standar pelayanan yang konsisten di mana seluruh kegiatan operasional dijalankan dan dikelola oleh tim internal Rukita yang telah melalui proses pelatihan, mulai dari housekeeping, repair & maintenance, hingga security.

Selanjutnya: Beban melonjak 123%, Agung Podomoro Land (APLN) cetak rugi bersih Rp 195 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×