Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah, PT Indofarma Tbk (INAF) mendapatkan suntikan dana penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 199,86 miliar tahun ini. Indofarma akan menggunakan dana ini untuk pengembangan sejumlah pabrik serta memusatkan fokus ke bisnis alat kesehatan dan herbal.
Direktur Utama INAF Arief Pramuhanto mengatakan, ekspansi perseroan pada tahun ini sejalan dengan rencana holding BUMN farmasi yang memfokuskan emiten bersandi INAF ini ke bisnis alat kesehatan dan herbal.
"Kami tidak meninggalkan farma, tetap kita kerjakan, tapi kita lebih fokus ke alat kesehatan dan herbal, kemudian kami akan melengkapi produk portofolio di alat kesehatan," jelasnya dalam paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (31/5).
Baca Juga: Indofarma (INAF) Restrukturisasi Utang Dengan Pinjaman Bio Farma Rp 355 Miliar
Tahun ini, INAF juga mendorong penjualan alat kesehatan dengan berbagai skema seperti skema perdagangan biasa, original equipment manufacturer (OEM), hingga perakitan.
Nantinya, produk alat kesehatan ini dijual melalui kerja sama dengan Rumah Sakit pemerintah, swasta, dan klinik berupa skema kerja sama operasi (KSO). Dengan demikian, pengadaan alat kesehatan yang padat modal dan teknologi ini dapat lebih terjangkau bagi rumah sakit.
"Khusus herbal natural ekstrak, ditujukan targetnya BtoB industri makanan dan minuman, obat tradisional, industri farma kalau butuh ekstrak, juga herbal, kembangkan produk existing, lihat prevalensi penyakit dominan, produk diabetes herbal, produk hipertensi yang herbal juga launching di kuartal ketiga 2022," sambungnya.
Baca Juga: Penjualan Vaksin Covovax Kerek Pendapatan Indofarma (INAF) 69,15% pada 2021
Adapun target serapan dana PMN pembangunan beberapa fasilitas produksi di atas ditargetkan selesai keseluruhannya di kuartal II 2023, dan diharapkan pada kuartal ketiga 2022 telah dapat beroperasi sebagian dan memberikan kontribusi kinerja Perseroan yang lebih baik.
Lalu tahun ini, INAF akan melakukan proyek implementasi dari 5 proyek pengembangan Alat Kesehatan dan Herbal dengan total investasi yang bersumberkan dari dana SHL PMN sebesar Rp199,86 miliar.
Rinciannya, pabrik medical furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp16,53 miliar, proyek pabrik elektromedis sebesar Rp74,98 miliar, proyek in vitro diagnostic & instrument dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp71,86 miliar, proyek natural extract dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp 26,49 miliar dan proyek supporting function sebesar Rp10 miliar.
"Proyek ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian Industri Kesehatan Indonesia," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News