Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indofarma Tbk (INAF) resmi menyelenggarakan public expose atau paparan publik hari ini, Selasa (31/5) dalam rangka memenuhi Peraturan Bursa Efek Indonesia Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Informasi, butir V tentang Public Expose.
"Pada Tahun 2021, perseroan konsisten meneruskan kebijakan turn around management menjadi high-performance enterprises sehingga diharapkan dapat memperkuat performa perseroan," ujar Arief Pramuhanto, Selasa (31/5).
Secara garis besar, terdapat empat fokus utama, yaitu sales portfolio strategy dimana perseroan fokus pada penjualan produk pareto dan channel pareto dan pengembangan portofolio produk potensial, penguatan fungsi supply chain management, penguatan fungsi cash flow management yang tentunya diperkuat dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (human capital development), penyelarasan proses bisnis (business process alignment) serta disiplin pada eksekusi (discipline on execution).
Baca Juga: Bio Farma dan MDI Ventures Bentuk Badan Investasi untuk Startup Biotek
Secara konsolidasian, perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 2,90 triliun, meningkat sebesar Rp 1,19 triliun atau 69,15% dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp 1,72 triliun. Peningkatan penjualan bersih tersebut masih didominasi dari penjualan produk Covid-related baik untuk segmen alat kesehatan, obat-obatan dan pengadaan serta distribusi penugasan vaksin Covid-19, Covovax.
Neraca keuangan konsolidasian perseroan tahun 2021 mencatatkan pertumbuhan jumlah aset baik aset lancar dan tidak lancar sebesar 17,42% dibandingkan tahun 2020, dengan nilai sebesar Rp 2,01 triliun dibandingkan Rp 1,71 triliun di tahun 2020. Jumlah ekuitas juga mencatatkan sebesar Rp 508,31 miliar, mengalami kenaikan sebesar 18,12% dibandingkan tahun 2020 dengan nilai sebesar Rp 430,33 miliar.
Dari sisi pengendalian biaya, walaupun beban pokok penjualan perseroan mengalami kenaikan 86,34% sejalan dengan peningkatan penjualan dibandingkan tahun 2020, laba bruto tahun 2021 meningkat sebesar 12,74% dari Rp 400,60 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 451,65 miliar.
Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan EBITDA Rp184,56 miliar di tahun 2021 dibandingkan EBITDA tahun 2020 sebesar Rp 164,40 miliar atau tumbuh sebesar 12,26%.
Baca Juga: Sucofindo dan Indofarma Bersinergi Operasikan Pusat Logistik Berikat
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, perseroan membukukan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dan beban pajak kini yang berdampak terhadap tergerusnya laba bersih perseroan sehingga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 37,57 miliar.
"Hal tersebut dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi dan bagian dari tindakan prudent perseroan. Sepanjang tahun 2021, perseroan telah berupaya untuk menangkap peluang bisnis demi mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan," sambungnya.
Strategi penguatan kinerja yang akan dilakukan perseroan berfokus pada high-performance enterprises, sales portofolio strategy, product portofolio strategy, supply chain management, cash flow management, human capital development, business process alignment, dan discipline of execution.
"Dengan strategi tersebut, perseroan berkeyakinan mampu mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan," ujar Arief.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News