Reporter: Handoyo | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Hujan berkepanjangan membuat pemerintah pesimistis terhadap target produksi garam. Makanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan revisi target produksi garam. Semula, KKP mematok produksi garam sebesar 1,85 juta ton. Pada pertengahan tahun ini, KKP merevisi target produksi garam tidak akan lebih dari 700.000 ton.
Pemerintah mengharapkan produksi garam dari program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) sebanyak 400.000 ton. Sisanya berasal dari luar program PUGAR dan PT Garam.
Sudirman Saad Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) KKP mengatakan target tersebut bisa tercapai apabila musim kemarau terjadi pada September atau Oktober. Produksi garam masih bisa terkoreksi lagi jika hujan masih terus berlangsung. "Padahal, untuk memproduksi garam setidaknya butuh 10 hari tidak ada hujan," kata Sudirman kepada KONTAN beberapa waktu lalu.
Walau produksi garam tidak menggembirakan tahun ini, namun Sudirman bilang saat ini masih ada stok garam yang berada di para petani. Menurutnya, stok produksi garam tahun lalu pada awal Agustus ini masih mencapai 600.000 ton. Dengan perhitungan tersebut, Sudirman meyakinkan kebutuhan garam konsumsi masih aman hingga akhir tahun ini. Catatan saja, konsumsi garam di Indonesia mencapai 120.000 ton-125.000 ton per bulan.
Berbeda dengan pemerintah, Faisal Baidawi, Anggota Presidium Asosiasi Produsen Garam Rakyat Indonesia (A2PGRI) masih optimis, produksi garam tembus lebih dari satu juta ton. Ia memprediksi, produksi garam pada tahun ini akan bisa mencapai angka 1,45 juta ton.
Yulian Lintang, Presiden Direktur PT Garam memperkirakan produksinya hanya 300.000 ton tahun ini. Tahun lalu, PT Garam memproduksi garam 385.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News