Reporter: Fahriyadi, Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Anomali cuaca pada awal tahun 2017 ini berdampak pada produksi dan distribusi produk hortikultura seperti sayur dan buah. Pasalnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan produksi dan distribusi terganggu.
Benny Koesbini, Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) mengatakan, sebenarnya pada musim hujan ini, produksi sayur mayur akan meningkat karena curah hujan yang tinggi cocok pada jenis tanaman, seperti sawi dan kol. Tapi yang menjadi persoalan, tanaman buah dan sayuran sulit dipanen karena terganggu hujan.
Belum lagi distribusi dari sentra produksi ke pasar juga terganggu. "Kalau ada banjir di sejumlah sentra produksi pasti menganggu panen," ujarnya pada KONTAN, Kamis (9/2).
Benny memprediksi, gangguan distribusi ini akan menyebabkan pasokan sayur dan buah ke pasar akan berkurang sekitar 10%. Sebab, infrastruktur dari daerah ke pasar selama ini masih buruk. Hal ini semakin diperburuk oleh musim hujan yang berkepanjangan, sehingga membuat jalan tergenang sehingga banyak sayur dan buah yang rusak.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, pasokan produk hortikultura ke pasar sudah berkurang sejak sepekan terakhir.
Selain cabai, bawang merah menjadi komoditas hortikultura yang harganya melonjak, yakni dari Rp 32.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 36.000 per kg dan bawang putih dari Rp 35.000 per kg menjadi Rp 41.000 per kg. "Kenaikan harga ini terjadi karena pemerintah tak melakukan apapun untuk menekan harga. Padahal penyebab inflasi tinggi di daerah adalah karena kenaikan harga sayuran," ujarnya.
Benny mengatakan, sayur-mayur dan buah-buahan rata-rata mengalami kekurangan pasokan di bawah 10% dengan kenaikan harga rata-rata Rp 500 per kg.
Nunik, pedagang sayuran di Pasar Palmerah Jakarta Barat mengamini hal ini. Ia bilang, harga sayuran seperti bayam dan kangkung cenderung naik meskipun volume pasokannya masih stabil, meski dengan kualitas yang lebih rendah. "Harga bayam dijual Rp 4.000 per ikat dan banyak daunnya yang layu. Padahal sebelumnya harga bayam hanya Rp 3.000 per ikat dan kualitasnya cukup baik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News