kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diversifikasi kayu lapis berpeluang melebarkan sayap pasar ke Jepang


Minggu, 13 September 2020 / 15:44 WIB
Diversifikasi kayu lapis berpeluang melebarkan sayap pasar ke Jepang


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. KBRI Tokyo siap bermitra untuk mendukung peningkatan ekspor produk kayu olahan Indonesia khususnya plywood ke Jepang melalui peningkatan teknologi dan diversifikasi produk.  

Hal tersebut disampaikan oleh Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Tokyo, Tri Purnajaya pada pidato sambutan pembukaan diskusi Indonesia – Japan Virtual Forum On Wood Products “Meet The Demand and Supply of Plywood Products” pada hari Kamis, 10 September 2020. 

Kuasa Usaha a.i. Tri Purnajaya menyampaikan bahwa total ekspor komoditas kehutanan Indonesia ke Jepang pada tahun 2019 mencapai US$ 1,55 Miliar di mana Indonesia termasuk 5 besar pemasok kayu terbesar ke Jepang, khususnya untuk HS 44 (komoditas kayu dan olahan kayu) dengan market share 8,21 %. 

“Kebutuhan akan kayu lapis yang tinggi di Jepang telah menjadikan Jepang sebagai mitra strategis Indonesia di bidang kehutanan” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (11/9). 

Akan tetapi, Tri Purnajaya tetap optimistis seiring demand di Jepang yang masih tinggi untuk produk kayu dan olahannya, nilai perdagangan kayu Indonesia dan Jepang dapat meningkat lagi ke depannya. 

“Masih terdapat sejumlah produk plywood yang meningkat permintaannya di Jepang, selain itu juga produk-produk kehutanan Indonesia lainnya pun berpeluang sangat besar masuk ke pasar Jepang seperti furniture, kertas dan kertas karton serta pulp dari kayu” imbuhnya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), yang juga Ketua Forum  Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), Indroyono Soesilo menyampaikan bahwa akibat pandemi Covid-19, ekspor produk kehutanan Indonesia ke Jepang mengalami penurunan.

Baca Juga: Strategi pelaku usaha tingkatkan penjualan kayu ke luar negeri

“Ekspor produk kehutanan kita ke Jepang periode Januari – Agustus 2020 sebesar US$ 785 Juta, artinya terjadi penurunan sebesar -11 %  dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 882 Juta” ungkap Indroyono. 

Lebih lanjut Indroyono menegaskan bahwa sebetulnya ekspor kita ke Jepang sudah hampir rebound pada bulan April yang lalu dimana penurunan ekspor kita sudah tinggal -1%, namun bulan Mei kembali menurun, dan Juli ke Agustus menurun tajam.

Makoto Daimon dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang menyatakan bahwa ekspor produk kehutanan Indonesia ke Jepang masih terbuka dengan penerapan UU Perkayuan Jepang yang dikenal dengan Clean Wood Act.  

Namun, hal ini tidak menjadi masalah bagi produk-produk kehutanan Indonesia yang sudah menerapkan Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), yang juga sudah diakui oleh Uni Eropa sebagai FLEGT.

Di sisi lain, menurut Kiyotaka Okada, Direktur Eksekutif Asosiasi Importir kayu Jepang (JLIA) ada peluang Indonesia disini mengingat ekspor kayu lapis dari Malaysia dan Filipina ke Jepang cenderung menurun karena negara-negara tadi kesulitan bahan baku.  

"Dalam hal ini, para pengusaha kayu lapis Indonesia mengharapkan kiranya kebijakan impor mesin tidak baru untuk industri kayu lapis, yang tengah disiapkan Pemerintah, dapat segera terbit sehingga dapat membalikan ekspor produk kayu lapis Indonesia ke arah yang positif," jelasnya. 

Selanjutnya: Upaya pemerintah dan pelaku usaha dongkrak kinerja pengelolaan hutan alam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×