Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mebel kayu, PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) semakin diuntungkan dengan penguatan dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akhir-akhir ini. Untuk itu perseroan cukup yakin porsi penjualan ekspornya dapat meningkat positif sampai akhir tahun.
Wang Sutrisno, Direktur Keuangan Integra Indocabinet tidak mengelak penguatan kurs dollar AS telah memberikan insentif besar bagi bisnis perseroan. "Sebab revenue kami kebanyakan dari dollar AS," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/9).
Tahun lalu saja, porsi penjualan ekspor terhadap total revenue di 2017 mencapai 70%. Dengan kondisi kurs saat ini, harapannya perseroan mampu memperlebar pasar ekspor. "Kalau lihat performance terakhir ini ada kecenderungan porsi ekspor naik, tapi tidak terlalu sampai besar sebab prospek dalam negeri juga bertumbuh," urai Wang.
Menurutnya kisaran ekspor mulai dari 70% hingga paling besar 75% di 2018. Adapun prospek pasar mebel kayu global masih sangat positif, apalagi WOOD diuntungkan lewat situasi trade war China-AS. "Kesempatan masuk ke AS besar setelah diterapkannya bea masuk barang-barang China, mau tak mau pembeli mebel disana (AS) harus cari tempat selain China," beber Wang.
Mengintip laporan keuangan perseroan dari total pendapatan semester I-2018 sebesar Rp 905,71 miliar, kontribusi ekspor WOOD mencapai sekitar 74,51%. Ekspor terbesar adalah ke AS dengan porsi 48%, diikuti oleh Eropa dan Asia dengan porsi masing-masing 17% dan 10%.
Manajemen memprediksi buyer asal AS bakal banyak mencari suplier baru, salah satunya di Indonesia. "Maka kami berencana meningkatkan utilisasi pabrik di tahun depan, dimana tahun ini baru 70%," sebut Wang.
Adapun perseroan saat ini memiliki kapasitas produksi building component 130.000 meter kubik (m³) per tahun, dan 35.000 m³ per tahun untuk furnitur kayu. Wang menjelaskan saat ini perseroan tengah proses penyelesaian pembangunan pabrik baru di Sidoarjo, Jawa Timur.
Pabrik baru itu dijadwalkan rampung pada pertengahan tahun 2019. Nilai investasi pembangunannya mencapai Rp 100 miliar, diambil dari belanja modal perseroan tahun ini yang berkisar Rp 150 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News