kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar mengendurkan kinerja Sriboga


Jumat, 15 April 2016 / 12:34 WIB
Dollar mengendurkan kinerja Sriboga


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Sriboga Ratu Raya tak mau muluk-muluk memasang target kinerja pada tahun ini. Nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang mereka anggap masih tinggi, menjadi pertimbangan utama.

Bukan tahun ini saja Sriboga Ratu terguncang kurs mata uang negeri Uwak Sam. Perusahaan yang tak lain adalah bisnis keluarga anak-anak Bustanil Arifin, mantan Kepala Bulog dan Menteri Koperasi era Orde Baru itu, sudah jiper dengan dollar AS sejak 2015.

Oleh karena itu, Sriboga Ratu hanya memasang target pertumbuhan pendapatan single digit. "Tahun ini kami menargetkan pendapatan relatif sama dengan tahun lalu, naik tapi hanya sedikit. sekitar 5%," ujar Hadian Iswara, Direktur PT Sriboga Ratu Raya ke KONTAN.

Berkaca dari realisasi kinerja tahun  2015, Sriboga Ratu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 5 triliun. Komposisi utama pendapatan mereka yakni; 60% dari bisnis restoran dan 40% dari bisnis tepung.

Supaya target tahun ini tak menguap begitu saja, Sriboga Ratu menyiapkan strategi. Pada lini bisnis restoran, perusahaan yang merupakan bagian dari PT Dani Prisma Mitra (Grup Dani Prisma) itu, akan menambah jumlah restoran. Hanya manajemen perusahaan masih merahasiakan berapa jumlahnya.

Perlu diketahui, Sriboga Ratu melalui PT Sari Melati Kencana, adalah pemegang master franschise Pizza Hut di Indonesia sejak 2004. Saat ini restoran pizza asal Amerika Serikat itu ada lebih dari 320 restoran di tanah air.

Selain Pizza Hut, Sriboga Ratu melalui PT Sriboga Marugame Indonesia, memegang master franschise Marugame Udon asal Jepang. Saat ini, sudah ada 26 restoran Marugame Udon di Indonesia.

Sementara pada lini bisnis tepung, Sriboga Ratu membidik penjualan domestik dan ekspor. Target pasar ekspor mereka tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Sejauh ini, pasar ekspor terbesar mereka yakni Timor Leste. Tujuan ekspor sisanya Filipina, Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam. "Volume ekspornya masih kecil sekitar 5%," tutur Hadian.

Masih ingin IPO

Sebagai catatan, tujuan ekspor Sriboga Ratu tersebut berkurang. Sebelumnya, mereka sempat mengekspor tepung ke Korea Selatan dan Jepang. Kini mereka tak lagi berminat ekspor ke sana lantaran spesifikasi tepung yang diminta Korea Selatan dan Jepang tak seperti yang mereka bikin.

Di tengah upaya meningkatkan pendapatan dari bisnis tepung, sejatinya Sriboga Ratu menghadapi tantangan internal. Perusahaan itu mengaku kondisi pabrik tepung saat ini dalam kondisi hampir melebihi kapasitas alias hampir over capacity. Alih-alih merencanakan penambahan pabrik baru, saat ini mereka memilih masih akan memaksimalkan pabrik yang ada.

Informasi saja, Sriboga Ratu  menjalankan roda bisnis tepung melalui anak perusahaan bernama PT Sriboga Flour Mills. Saat ini kapasitas produksi tepung mencapai 2.050 ton gandum per hari.

Aneka strategi mengejar pertumbuhan pendapatan tadi tak cuma untuk mempercantik kinerja. Diam-diam Sriboga Ratu masih menyimpan hasrat lama untuk menjadi perusahaan publik. Mengingatkan saja, niat untuk menggelar initial public offering (IPO) sempat tercetus pada tahun 2013 silam.

Nah, Sriboga Ratu ingin kembali menghidupkan mimpi tersebut. "Kami harus mulai lagi, mudah-mudahan bisa lebih bagus lagi tahun ini sehingga kami bisa mempersiapkan diri untuk IPO," harap Hadian.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×