Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian semakin gencar menginisiasi program pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar bisa lebih berdaya saing global. Upaya strategis tersebut diwujudkan melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Mutu Produk IKM di bidang industri furnitur, pangan, garam beryodium, dan lingkungan yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) melalui unit satuan kerjanya Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang mulai tanggal 24 September - 7 Oktober 2020.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi, menyampaikan pentingnya menjaga standar mutu produk IKM guna meningkatkan daya saing industri dalam negeri. “Pandemi COVID-19 ini telah banyak berdampak terhadap kegiatan industri, baik di level kecil, menengah maupun besar. Untuk itu perlu adanya upaya dalam meningkatkan mutu produk industri,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (24/9).
Ia menjelaskan, salah satu langkah strategis yang dijalankan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu produk serta menggerakkan kembali sektor industri, yakni melaksanakan program peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) IKM, dimana salah satunya melalui bimbingan teknis peningkatan mutu produk.
Baca Juga: Tiga tahun GNSSA, diharapkan kapasitas PLTS atap di Indonesia tembus orde gigawatt
“Melalui penyelenggaraan Bimtek ini, peserta akan diberikan pemahaman terhadap penerapan sistem manajemen mutu, manajemen produksi, proses sertifikasi SNI, pengujian produk, dan digital marketing. Dengan penerapan sistem manajemen mutu, diharapkan konsistensi mutu produk yang dihasilkan dapat terjaga. Melalui pengujian serta sertifikasi produk, maka akan dapat meningkatkan citra IKM serta meraih kepercayaan dari pelanggan,” lanjut Doddy.
Doddy berharap, untuk produk yang telah memiliki standar mutu dan sertifikasi dapat didorong dengan pemanfaatan teknologi digital dalam pemasarannya. “Melihat tren ekonomi digital yang berkembang pesat saat ini, IKM nasional harus didorong untuk aktif dalam memasarkan produknya melalui perdagangan online. Untuk itu, kami ingin sektor IKM menyiapkan diri dan mampu beradaptasi, berinovasi, dan serta membaca tren akan kebutuhan pasar dalam negeri maupun global,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim, menyampaikan dukungan dari pemerintah dalam pengembangan industri furnitur. “Pemerintah Indonesia telah menetapkan industri furnitur dan kerajinan sebagai salah satu bagian dari industri prioritas nasional. Hal ini didukung oleh ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah dan dapat menyerap banyak tenaga kerja, serta sebagai penghasil devisa yang potensial,” katanya.
Menurut Rochim, mencermati kondisi pasar dunia saat ini, Indonesia dengan competitive advantages yang dimiliki seperti ketersediaan bahan baku, tenaga kerja yang memadai dan keberagaman desain, semestinya dapat menjadi salah satu pemain utama industri furnitur di dunia.
Baca Juga: Soal integrasi urus desa, Menko PMK Muhadjir bilang ada 12 K/L masih jalan sendiri
Kepala Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI) Semarang, Ali Murtopo Simbolon, menyatakan kesiapannya dalam mendukung program pemulihan ekonomi dan peningkatan daya saing IKM di masa pandemi COVID-19 melalui program-program peningkatan mutu produk IKM.
Sementara Direktur IKM Pangan, Bahan dari Kayu dan Furnitur Kementerian Perindustrian, Sri Yunianti, dalam pemaparannya menyampaikan peluang dalam pemasaran produk IKM. “Market dalam negeri masih sangat besar, sedangkan produk impor juga harus bisa disubtitusi oleh produk-produk kita. Untuk itu, Kemenperin melalui akan memfasilitasi pemasarannya ke dalam platform digital yang mendunia, seperti Alibaba,” paparnya.
Selanjutnya: Hadapi pandemi Covid-19, pemda maksimalkan potensi UMKM di wilayah masing-masing
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News