kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dorong peningkatan nilai output IKM terhadap industri, begini strategi Kemenperin


Jumat, 16 Juli 2021 / 19:12 WIB
Dorong peningkatan nilai output IKM terhadap industri, begini strategi Kemenperin
ILUSTRASI. Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) Kemenperin.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan nilai output Industri Kecil dan Menengah (IKM) terhadap industri nasional. Saat ini kontribusi IKM terhadap industri tercatat mencapai 99%. Sementara tenaga kerjanya menyentuh 66,25%.

"Kita harus meningkatkan nilai output IKM terhadap industri yang saat ini masih 21,22%. Ini bisa kita tingkatkan kalau kita mengerjakannya bersama-sama, seperti pusat dan daerah," tutur Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih, saat Talkshow Peluang Pasar dalam Negeri dan Ekspor Produk IKM Pangan di Provinsi Jawa Tengah, Jumat (16/7).

Gati mengungkap banyak sekali pelaku IKM yang sudah berproduksi tetapi barangnya tidak bisa diserap oleh pasar. Hal ini menjadi masalah, sehingga Kemenperin berusaha menyediakan informasi mengenai akses pasar kepada para pelaku IKM. "Potensi pasar itu sangat besar sekali dan saat ini potensi yang menjanjikan adalah pasar dari APBN, APBD, BUMN dan pasar ekspor," terang Dirjen IKMA Kemenperin.

Baca Juga: Kondisi belum kondusif, Pelangi Indah (PICO) tunda pembangunan pabrik baru di Marunda

Potensi-potensi pasar yang besar perlu diinformasikan kepada para pelaku IKM guna memperluas akses pasar produk mereka. "Kalau belanja barang dan belanja modal di APBN ketika dijumlahkan itu ada sekitar Rp 609,3 triliun dan ini bisa dipenuhi oleh pasar atau produk dalam negeri," jelasnya.

Guna mempermudah mencapai pasar APBN atau APBD, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sudah membangun toko daring dan katalog elektronik yang dapat diakses para pelaku usaha.

"Jadi teman-teman dari provinsi, kabupaten dan kota, tolong kebutuhan dari kabupaten, kota atau bahkan provinsi itu dibikin e-katalog sektoral. Nanti ini bisa dikoordinasikan dengan LKPP, karena ini sangat penting mengingat pasar inilah yang paling menjanjikan bagi IKM," terang Gati.

Untuk pasar BUMN, para pelaku IKM dapat mengakses pasar ini melalui platform digital bernama Pasar Digital atau PaDi.

Baca Juga: Penjualan Madusari Murni (MOLI) naik 18,33% sepanjang kuartal I 2021

"Ada pasar ekspor yang bisa dijangkau lewat e-commerce global. Dari Kementerian Perindustrian khususnya Ditjen IKMA, kami memiliki program bernama e-Smart IKM yang di-launching dari tahun 2017 dan sekarang semakin berkembang. Kami juga bekerjasama dengan marketplace global," kata Gati.

Kerjasamanya Kemenperin dengan e-commerce global memberikan informasi kepada para pelaku IKM mengenai perilaku dari pasar global, perilaku dari konsumen luar, bagaimana aturan-aturan yang berkaitan dengan ekspor dan distribusi, serta logistiknya juga. Kami sosialisasikan bagaimana tata caranya bagaimana memilih yang namanya proses distribusi yang bagus," ucap Gati.

Selanjutnya: Bank Dunia turunkan peringkat Indonesia, bagaimana konsesi GSP dari AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×