Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Ekonomi yang kian lesu membuat PT Unilever Indonesia Tbk menunggu dan melihat situasi untuk meningkatkan ekspansi bisnis.
Sancoyo Antarikso, Sekretaris Korporasi PT Unilever Indonesia Tbk mengatakan, ekonomi yang tidak stabil ini mempengaruhi bisnis makanan dan minuman (food and beverages).
Pasalnya, hampir 55% produk Unilever Indonesia berhubungan dengan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Hal itu pun meningkatkan biaya (cost) operasional perusahaan.
Perusahaan berkode saham UNVR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini akan terus memantau perkembangan sampai akhir tahun dengan fokus memenuhi kebutuhan konsumen. “Kami akan meluncurkan kembali (re-launching) 50 produk Unilever untuk membantu pertumbuhan bisnis ini,” katanya, Jumat (21/8).
Sancoyo menambahkan, Unilever sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga barang untuk meningkatkan penjualan. Namun, daya konsumsi yang rendah membuat perusahaan berpikir matang untuk kembali mengerek harga barang. Perusahaan sendiri telah menaikkan harga 1% pada Maret 2015.
Sebenarnya, Unilever Indonesia masih meraup untung meski tipis. Misalnya, perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 18,80 triliun per semester I/2015 atau tumbuh 5% dibandingkan posisi Rp 17,59 triliun per semester I/2014.
Sedangkan, perolehan laba komprehensif sebesar Rp 2,93 triliun per semester I/2015. “Kami berharap laba masih naik di semester II/2015,” tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
