Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), sebagai salah satu anak usaha Sinarmas Group di bidang listrik bakal lebih tenang menjalankan bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Pasalnya, sebentar lagi induk usahanya melalui anak usahanya di luar negeri akan membeli saham PT Berau Coal Tbk (BRAU). Itu artinya, pasokan batubara ke pembangkit–pembangkit listrik milik DSSA akan aman, lantaran cadangan batubara Berau Coal saat ini mencapai 512 juta ton.
Hermawan Tarjono, Direktur Dian Swastatika Sentosa, menjelaskan, pihaknya saat ini belum tahu Berau Coal akan masuk ke Grup Sinarmas yang mana. Apakah akan masuk ke grup DSSA, atau ke grup anak usaha yang lain. Namun demikian, DSSA menyatakan siap bekerjasama dengan anak usaha tersebut untuk membentuk konsorsium.
"Sekarang belum ada keputusan, saat ini DSSA menunggu arahan final dari Sinarmas mengenai akuisisi Berau Coal," ungkap Hermawan usai public exspose DSSA, Rabu (24/6) sore.
Sambil menunggu eksekusi akuisisi Berau Coal, Hermawan menambahkan, saat ini DSSA sangat berminat mengikuti tender PLTU yang akan digelar PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Ada dua titik yang menjadi perhatian kami, dan akan kami sinergikan dengan bisnis pertambangan batubara," kata dia.
Sekadar informasi, saat ini DSSA mengoperasikan empat pembangkit listrik di Tangerang, Banten, dan dua unit di Karawang, Jawa Barat. Sejumlah pembangkit tersebut berkapasitas total 300 megawatt (MW) yang setrumnya disuplai ke anak usaha Sinar Mas Group lainnya, yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Selain itu, Dian Swastika juga tengah membangun dua unit pembangkit mulut tambang, yakni PLTU Sumatra Selatan-5 berkapasitas 2x150 MW dan PLTU Kendari-3 berkapasitas 2x50 MW. Sehingga total pembangkit setrum yang akan dibangun 400 MW.
Untuk proyek listrik 35.000 MW, Hermawan bilang, perusahaannya optimistis bisa meraih proyek tersebut. Sebab, perusahaannya memiliki sejumlah areal konsesi yang terdapat di empat provinsi, yakni Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan dengan cadangan batubara mencapai sekitar 600 juta ton yang terdiri dari kalori rendah dan kalori sedang.
Bahkan, DSSA siap menjalankan berbagai skema kerjasama agar bisa mencuil megaproyek tersebut. Misalnya membentuk konsorsium dengan anak usahanya PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang juga sama-sama memiliki areal konsesi tambang. Atau, "Kami bisa saja kerja sama perusahaan lain yang butuh pasokan batubara untuk PLTU," kata Hermawan yang tidak mau menyebutkan dua titik PLTU yang menjadi incaran DSSA.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News