kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua bank Jepang tak lagi danai proyek PLTU, begini komentar Toba Bara (TOBA)


Senin, 20 April 2020 / 18:02 WIB
Dua bank Jepang tak lagi danai proyek PLTU, begini komentar Toba Bara (TOBA)
ILUSTRASI. Toba Bara Sejahtra


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini dua bank raksasa asal Jepang, yakni Mizuho dan Japan’s Sumitomo Mitsui Financial Group Inc memutuskan untuk menghentikan pendanaan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Pihak Mizuho sudah mulai menghentikan penyaluran kredit bagi proyek PLTU baru sejak 15 April lalu. Mizuho juga akan memotong saldo kredit untuk sektor pembangkit listrik berbasis batubara sebesar 300 miliar yen atau setara US$ 2,8 miliar pada tahun 2030 mendatang. Berlanjut di tahun 2050, Mizuho akan menghentikan pembiayaan kepada PLTU secara total.

Adapun SMFG menyatakan tidak akan memberikan pinjaman kepada proyek PLTU mulai 1 Mei mendatang sebagai upaya dukungan terhadap teknologi ramah lingkungan.

Baca Juga: Volume penjualan batubara Toba Bara (TOBA) sepanjang 2019 turun jadi 4,2 juta ton

Direktur Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) Pandu Patria Sjahrir bilang, sejauh ini pihaknya belum terpengaruh oleh isu penghentian pendanaan untuk proyek PLTU dari Mizuho dan SMFG. Pendanaan untuk proyek PLTU Sulbagut-1 dan PLTU Sulut-3 yang dikelola TOBA pun telah tersedia.

“Jadi, kedua proyek ini masih berlangsung dengan baik,” tutur dia, Senin (20/4).

Sayangnya, ia enggan menjelaskan apakah TOBA pernah memiliki rencana meminjam dana dari kedua bank tersebut atau tidak.

Terlepas dari itu, sejak awal manajemen TOBA tidak hanya bergantung pada pinjaman dari bank untuk membiayai berbagai proyek PLTU. Emiten ini pun akan berupaya mengoptimalkan pencarian dana untuk kebutuhan proyek pembangkit listrik dari berbagai sumber, tak terkecuali instrumen-instrumen di pasar modal.

“Tentu semua tahap pendanaan akan kami lihat, karena peluang di bisnis pembangkit listrik masih bagus,” ujar Pandu.

Sebagai catatan, proyek PLTU Sulbagut-1 memiliki nilai investasi sebesar US$ 224 juta dengan target penyelesaian di tahun 2020. Proyek PLTU berkapasitas 2x50 megawatt (MW) tersebut berlokasi di Gorontalo. TOBA menjalankan proyek tersebut melalui anak usahanya PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).

Kepemilikan saham TOBA di GLP mencapai 80%, sedangkan 20% sisanya dimiliki oleh Shanghai Electric Power Construction Co Ltd. Perusahaan ini juga bertindak sebagai kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) proyek PLTU Sulbagut-1.

Sementara itu, TOBA menjalankan proyek PLTU Sulut-3 yang berada di Minahasa Utara lewat PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL). 90% saham MCL dimiliki secara tidak langsung oleh TOBA sedangkan sisanya dimiliki oleh Sinohydro Corporation Limited.

Nilai investasi PLTU Sulut-3 diperkirakan mencapai US$ 209 juta. Proyek berkapasitas 2x50 MW tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada 2021 mendatang.

Baca Juga: Proyek PLTU milik Adaro Energy (ADRO) belum terdampak corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×