Reporter: Azis Husaini, Muhammad Yazid | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Anomali terjadi di PT Newmont Nusa Tenggara (Newmont). Saat harga emas melesat tinggi, Newmont justru malah memangkas target produksinya. Alasannya: tambang emas batu hijau memasuki fase enam. Artinya, Newmont nyaris tak bisa menemukan kandungan mineral di area tambangnya.
Tahun ini, Newmont memangkas target produksi emas, dari semula sebanyak 114.000 ons emas menjadi hanya 71.000 ons emas. Begitu pula dengan target produksi tembaga yang diturunkan dari 192 juta ons menjadi 170,6 juta ons
Efeknya pun tak bisa dianggap sepele. Karena kesulitan menggenjot produksi, Newmont memilih akan memutus hubungan kerja (PHK) karyawannya, baik itu karyawan lokal maupun ekspatriat. "Sekitar 20% ekspatriat dan 2,8% pekerja lokal akan kami kurangi," ujar Rubi W. Purnomo, juru bicara Newmont ke KONTAN, Minggu (30/9).
Dari catatan KONTAN, saat ini, Newmont mempekerjakan 4.000 pegawai tetap dan 3.000 pegawai kontrak. Jika rencana PHK jadi, total Newmont akan mem-PHK 22,8% karyawan atau sekitar 1.596 orang.
Namun, Newmont menampik, penurunan target produksi serta PHK ribuan karyawan terkait dengan proses renegosiasi kontrak karya serta kewajiban divestasi saham. "Tak ada hubungan dengan renegosiasi dan lainnya," kilah Rubi.
Pengurangan karyawan Newmont, kata Rubi, untuk memastikan kinerja keuangan perusahaan ini kuat dalam jangka panjang. Dengan begitu, Newmont dapat memenuhi kewajibannya sebagai kontraktor tambang ke pemerintah serta tanggung jawab sosial ke masyarakat.
Dede I. Suhendar, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan, penurunan produksi Newmont yang disusul pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak akan menghambat proses renegosiasi. "Renegosiasi tetap akan berlanjut meski kinerja Newmont menurun dan ada PHK," katanya tegas.
Dede meminta Newmont menjelaskan kepada pemerintah atas rencana PHK sebagian karyawannya. "Newmont harus menjelaskan detail, termasuk produksinya yang turun," tandas Dede.
Menurut Dede, persoalan Newmont saat ini tidak boleh menghambat kewajiban Newmont membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) tahun 2014 nanti. Ini sesuai dengan poin dalam renegosiasi tambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
