Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rekapitulasi hasil transaksi selama Trade Expo Indonesia (TEI) 2012 ternyata tak terlalu menggembirakan. Pameran yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta mulai tanggal 17 sampai 21 Oktober itu baru memperoleh transaksi senilai US$ 1 miliar.
Padahal Kementerian Perdagangan (Kemendag) memasang target ambisius transaksi TEI 2012 mencapai US$ 2 miliar, atau naik empat kali lipat dari pencapaian tahun lalu. Kendati demikian, Kemendag masih percaya diri target TEI 2012 bisa tercapai, bahkan terlampaui.
Pasalnya, ada potensi tambahan senilai US$ 2 miliar dari Afrika Selatan untuk pembangunan gedung parlemen di benua Afrika. "Hingga saat ini kontrak masih dalam tahap pembahasan," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (25/10).
Toh Bayu menyebut transaksi US$ 1 miliar yang berhasil diraih merupakan angka yang besar. "Pameran cuma ajang untuk networking dan bertemu buyer. Akan diikuti oleh kontrak selanjutnya yang lebih besar," paparnya.
Dari transaksi yang telah diperoleh, tercatat 78% berasal dari sektor barang. Produk yang paling diminati oleh buyer adalah otomotif dan komponennya sebesar 31%, diikuti pesawat dan komponennya 20%, elektronik dan listrik 18%, peralatan minyak dan gas 8%, kayu 5%, kimia 4%, dan produk lainnya 13,89%.
Sedangkan 22% sisanya disumbang oleh saktor jasa. Permintaan tenaga kerja Indonesia di bidang hospitality, jasa pertambangan, dan konstruksi adalah yang paling besar.
Sekedar informasi tambahan, TEI 2012 diikuti oleh 1.300 peserta, dan 5.430 buyer dari 95 negara. Adapun buyer terbesar didominasi oleh pasar nontradisional, yaitu Nigeria sebesar 11%, Malaysia 6%, India 4%, Amerika Serikat (AS) 4%, dan Bangladesh 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News