kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukung Pengembangan Hilirisasi Timah Tanah Air, Ini yang Diminta AETI


Jumat, 03 Februari 2023 / 07:00 WIB
Dukung Pengembangan Hilirisasi Timah Tanah Air, Ini yang Diminta AETI


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) meminta pemerintah memberikan karpet merah bagi pengembangan hilirisasi timah di dalam negeri. Pasalnya, saat ini ada banyak tantangan yang dihadapi pengusaha ditambah dengan isu pelarangan ekspor timah dalam waktu dekat. 

Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI), Harwendro Adityo menjelaskan kondisi penyerapan ingot timah domestik hanya mencapai 5% dari keseluruhan produksi. Maka itu dia menilai hilirisasi timah sangat penting bagi Indonesia. 

“Pasar timah global hingga 2030 industri baseline seperti tin soldier, tinplate, tin chemical mengalami kenaikan. Industri 5G dan mobil listrik mengalami kenaikan dan banyak juga dari energi solar,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII dan Dirjen Minerba ESDM, Rabu (1/2). 

Baca Juga: Kementerian ESDM Bentuk Pokja Khusus Persiapan Larangan Ekspor Timah

Menurutnya jika mendukung energi ramah lingkungan,  bisa mengembangkan industri panel surya sehingga bisa menyerap timah Indonesia lebih banyak. 

Didit berpandangan bahwa hilirisasi timah perlu dukungan kuat kebijakan pemerintah. Ada tiga persoalan yang ditemui di lapangan seperti masalah lahan, pendanaan dan teknologi. 

Dari persoalan lahan, pihaknya berharap agar bisa dibangun kawasan ekonomi khusus (KEK) di Bangka Belitung. Kemudian perihal pendanaan, dia mempertanyakan, apakah perbankan Indonesia mendukung hilir timah atau baiknya mencari investasi di luar? 

“Kalau cari dana dari luar untuk masuk ke Indonesia juga butuh jalur karpet merah supaya hilir bisa berjalan dengan baik dan cepat,” terangnya. 

Baca Juga: Peta Jalan Hilirisasi Rampung, Bahlil: Total Investasi US$ 545,3 Miliar hingga 2040

Persoalan teknologi, semisal perusahaan Indonesia mau bekerja sama dengan perusahaan internasional, tentu ada standarisasi teknologi yang sama. Jika teknologinya tidak sama, maka produk tersebut akan sulit dipasarkan di luar negeri. 

“Ke depannya kami minta bantuan dari Komisi VII dan Dirjen Minerba untuk ke depannya tolong hilir ini diberikan karpet merah seluas-luasnya supaya kalau berinvestasi juga bisa lancar. Supaya mendukung kebijakan Pak Presiden,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×