kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

EBT Conex, PLN beli listrik 622 MW


Rabu, 19 Agustus 2015 / 14:14 WIB
EBT Conex, PLN beli listrik 622 MW


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. PT PLN (persero) menyepakati komitmen pembelian tenaga listrik dari pembangkit jenis energi baru dan terbarukan (EBT) dengan sejumlah independent power producer (IPP) di ajang EBT Conference Expo (Conex) di Jakarta Convention Center pada hari ini, Rabu (19/8).

Kapasitas total yang disepakati mencapai sebesar 622 Mega Watt (MW). Total biaya investasi untuk kelima proyek itu mencapai sebesar US$ 1,71 Miliyar.

Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka komitmen tambahan pasokan listrik melalui pembangkit EBT yang sudah tertuang dalam power purchase agreement ( PPA) adalah sebesar 5.014 MW.

Dengan demikian diharapkan target penambahan pembangkit EBT tahun 2019 sebesar 4.116 MW akan dapat dilampaui.

Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono menyatakan penandatanganan PPA dengan IPP ini menunjukkan kesungguhan perusahaan dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.

Berikut ini adalah pembangkit EBT yang disepakati pembelian tenaga listriknya :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru kapasitas 510 MW di Sumatera Utara yang dikembangkan PT North Sumatera Hydro Energy.

2. PLTA Hasang kapasitas 3 X 13 MW di Sumatera Utara yang dikembangkan PT Binsar Natorang Energy.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap kapasitas 70 MW di Sulawesi Selatan yang dikembangkan PT UPC.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gorontalo kapasitas 2 MWp yang dikembangkan PT Brantas Adya Surya Energi.

5. PLTS Sumba Timur kapasitas 1 Mega Watt peak (MWp) di Nusa Tenggara Timur yang dikembangkan PT Buana Energi Surya.

Bersamaan itu, PLN juga menandatangani memorandum of understanding (MoU) pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut kapasitas 12 MW di Nusa Tenggara Barat (selat Alas dan selat Lombok) dan Bali (selat Badung).

Penandatanganan MoU ini berlangsung bersama pengembang independen untuk energit terbarukan dan kelautan asal Inggris, PT SBS International Limited,

Itu merupakan pengembangan pembangkit listrik energi laut skala komersial pertama di Indonesia.

Kedepannya, akan ada inisiatif utnuk mengembangkan pembangkit listrik energi laut hingga 140 MW berdasarkan potensi yang ada dengan biaya mencapai US$350 juta.

Adi bilang, teknologi pembangkit listrik tenaga arus laut yang sangat andal dan terbarukan ini tidak hanya bisa membantu mengurangi biaya bahan bakar fosil untuk Indonesia, namun juga akan meningkatkan keamanan energi Indonesia.

"Kolaborasi antara PLN dan SBS akan mengakselerasi Indonesia ke masa depan dan akan menghemat waktu dan biaya untuk riset dan pengembangan pembangkit listrik arus laut secara komersial,"kata Adi, Rabu (19/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×