kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi digital tumbuh, bisnis pusat data memasuki tren positif


Selasa, 15 Desember 2020 / 19:50 WIB
Ekonomi digital tumbuh, bisnis pusat data memasuki tren positif
ILUSTRASI. Ekonomi Digital


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pusat data mulai memasuki tren positif. Hal tersebut akibat kebangkitan e-commerce, ride-hailing dan game online.

Managing Director Structure Research Philbert Shih menyebutkan, Indonesia saat ini sudah memasuki posisi teratas sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara. Adapun, pertumbuhan jumlah pengguna internet terhitung sebesar 20%, setara dengan 29 juta pengguna baru, di dua tahun terakhir.

Menurut riset Google, Temasek dan Bain & Company, nilai pasarnya diperkirakan akan naik tiga kali lipat menjadi US$ 309 miliar pada tahun 2025, didorong oleh kebangkitan e-commerce, ride-hailing dan game online.

Oleh sebab itu, ia menilai untuk mewujudkan potensi miliaran dolar ini, Indonesia perlu mempercepat pembangunan infrastruktur digital yang kuat baik untuk  sektor publik maupun swasta. Terlebih, ekonomi digital yang sedang melesat, ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, serta digitalisasi bisnis ditengah COVID-19, telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini.

Pasar colocation data center Indonesia saat ini terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek. Pasar data center Jakarta sudah mulai memasuki fase akselerasi di tahun-tahun ini.

Pasar ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW di akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 22,3% pada lima tahun ke depan.

Menurutnya, operator data center di Indonesia perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi lonjakan volume data serta dalam memenuhi ekspektasi pasar yang semakin meningkat terhadap pengalaman digital yang seamless.

“Peluang besar menanti di depan. Keuntungan ini tidak diragukan lagi akan mendorong permintaan dan pertumbuhan fasilitas hyperscale baru ini di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima kontan.co.id, Selasa (15/12).

Lanjutnya, pasar colocation data center Jakarta akan segera lepas landas seiring percepatan adopsi Internet di pasar, ditambah lagi perusahaan mulai menggunakan berbagai infrastruktur dengan model outsourcing. Sebagian besar aktivitas ini beralih ke platform hyperscale cloud, sehingga pasar data center mendapatkan posisi yang paling menguntungkan.

Untuk total pasar Jakarta, kapasitas yang akan terbangun pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai 198,5MW, dengan kapasitas maksimum 236,3 MW.

“Mungkin perlu beberapa waktu lagi bagi negara-negara berkembang Asia Tenggara, seperti Indonesia, untuk menjadi dewasa. Namun, Indonesia akan menjadi pasar dengan pertumbuhan tercepat untuk data center di Asia Tenggara, dengan tingkat pertumbuhan 22% per tahun selama lima tahun ke depan,” tambah Philbert.

Baca Juga: Tertinggi sejak Oktober 2018, ekspor Indonesia bulan November capai US$ 15,28 miliar

Porsi pasar colocation data center hyperscale diharapkan tumbuh pada CAGR lima tahun sebesar 43,5% antara tahun 2020-25. Pasar colocation data center hyperscale sendiri akan mencapai sekitar 131,2 MW dari kapasitas yang dibangun pada tahun 2025.

Riset dan tren ini menunjukkan Indonesia sebagai "hotspot" untuk investasi data center skala besar dalam lima tahun ke depan, didorong oleh peningkatan adopsi cloud. Masuknya Google, Alibaba, dan AWS ke Indonesia juga menunjukkan bahwa pemain global melihat dan menyadari bahwa Indonesia merupakan pasar yang berpotensi.

CEO DCI Toto Sugiri melanjutkan, sebagai perusahaan Indonesia, DCI Indonesia merupakan pelopor fasilitas single site hyperscale data center terbesar di Indonesia dengan total kapasitas hingga 200 MW. "Visi jangka panjang kami adalah memberikan layanan data center dengan kualitas terbaik dan standard operational global di kelasnya, untuk memperkuat komitmen dan keseriusan kami dalam mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia,” ujarnya.

Asal tahu, Hyperscale cloud adalah pendorong utama pertumbuhan di pasar ini, menciptakan permintaan dengan kapasitas yang besar untuk data center hyperscale.

Lanjutnya, Toto bilang hingga hari ini perusahaan terus merasakan permintaan pasar yang kuat dari pelanggan lokal maupun pelaku bisnis global yang ingin memasuki pasar Indonesia. Untuk memenuhi permintaan, DCI Indonesia telah menambah kapasitas 15 MW atau naik 20% dari kapasitas yang saat ini dibangun di Indonesia.

Asal tahu saja, akhir tahun 2020, DCI Indonesia resmi menyelesaikan pembangunan tahap akhir gedung data center JK5 dengan kapasitas 15 Megawatts (MW) sebagai gedung keempat pada fasilitas data center campus seluas 8,5 hektar di area Cibitung. DCI Indonesia terus melakukan pembangunan gedung data center secara berkelanjutan dan di kuartal pertama tahun 2021, DCI akan mengoperasikan empat gedung data center dengan total kapasitas sebesar 37 MW untuk pasar di Indonesia.

"Hal ini memberi kami landasan yang kuat untuk mengembangkan bisnis kami dalam mendukung kesiapan data center Indonesia menghadapi persaingan ekonomi digital Asia Tenggara yang berkembang pesat di masa mendatang,” pungkasnya.

Selanjutnya: Bukan Rusia, inilah negara yang paling berbahaya dalam serangan siber di AS

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×