kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonomi Global Tak Pasti, Tren PHK Perusahaan Teknologi Marak


Jumat, 18 November 2022 / 20:04 WIB
Ekonomi Global Tak Pasti, Tren PHK Perusahaan Teknologi Marak
ILUSTRASI. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di perusahaan-perusahaan digital masih terjadi.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan di perusahaan-perusahaan digital masih terjadi.

Terbaru, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah melakukan PHK terhadap sekitar 1.300 karyawan pada Jumat (18/11) untuk efisiensi keuangan dan menghadapi tantangan ekonomi global. Manajemen GOTO menyebut perusahaan akan fokus pada layanan inti yaitu on-demand, e-commerce, dan financial technology.

Selain itu, induk Shopee yaitu Sea Ltd disebtu telah memangkas sekitar 7.000 karyawan atau 10% dari total karyawan dalam 6 bulan terakhir. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian yang membengkak.

Startup bimbingan belajar online, Ruangguru, juga dikabarkan melakukan PHK terhadap ratusan karyawannya akibat dampak memburuknya situasi ekonomi global.

Baca Juga: Ruangguru Akui Melakukan PHK kepada Ratusan Karyawannya

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menyampaikan, kasus PHK yang mendera perusahaan-perusahaan teknologi sangat erat kaitannya dengan kondisi ekonomi global dan nasional, di mana terjadi kenaikan inflasi yang direspons dengan kenaikan tingkat suku bunga acuan.

Kenaikan tingkat suku bunga acuan menyebabkan investasi akan berkurang dan konsumsi juga akan melemah. Akibatnya, kemampuan perusahaan untuk ekspansi bisnis akan menurun. Di saat yang sama, beban perusahaan akan bertambah dan memaksa perusahaan untuk melakukan efisiensi, salah satunya melalui PHK.

“Di Amerika Serikat pun banyak perusahaan besar yang melakukan efisiensi karyawan karena efek kenaikan suku bunga acuan bank sentral,” ujar dia, Jumat (18/11).

Indonesia juga merasakan fenomena serupa seiring kebijakan suku bunga acuan yang progresif oleh Bank Indonesia. Alhasil, banyak sektor industri yang mulai kelimpungan, tak terkecuali perusahaan teknologi digital. Perusahaan tersebut melakukan efisiensi karyawan dan memilih memfokuskan layanannya ke industri tertentu supaya mampu bertahan secara berkelanjutan.

Tak sedikit pula perusahaan teknologi yang memberlakukan biaya-biaya tambahan atas layanan yang diberikan kepada pelanggan. “Biaya-biaya dari layanan itu dibutuhkan untuk membuat perusahaan lebih sustain dan arus kas mereka membaik,” kata dia

Di samping itu, Huda berharap seluruh karyawan yang terdampak PHK diberikan kompensasi atau pesangon yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini supaya kehidupan karyawan yang terkena PHK tidak langsung terganggu.

Baca Juga: Sinyal 'Winter Is Coming' Nyata, Pengamat ICT: Bisnis Digital Mulai Masuk Masa Sulit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×