Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA) optimistis laju bisnisnya bakal mencapai hasil positif hingga akhir tahun nanti.
Manajemen GEMA tak memerinci berapa tepatnya pertumbuhan kinerja yang diincar tahun ini, namun pihaknya meyakini akan ada peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2022.
“Target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih direncanakan meningkat jauh daripada pencapaian tahun 2022 sehingga memberi keyakinan lebih tinggi dari pemangku-Kepentingan,” ungkap Direktur Utama GEMA Pulung Peranginangin, kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Apabila menilik laporan keuangan, bisnis GEMA sudah menunjukan pertumbuhan pada periode semester pertama.
Baca Juga: Gema Grahasarana (GEMA) Berhasil Cetak Laba Rp 3,72 Miliar Per Semester I-2023
Pendapatan neto GEMA berhasil tumbuh 9,94% year on year (yoy) menjadi Rp 551,05 miliar. Sedangkan pada posisi yang sama tahun sebelumnya, pendapatan neto tercatat Rp 501,21 miliar.
Pundi-pundi rupiah GEMA dikontribusi dari pendapatan interior, furnitur, mekanis, dan listrik sebesar Rp 285,92 miliar serta pendapatan distribusi dan perdagangan senilai Rp 266,03 miliar.
Paulung menyebutkan, katalis bisnis GEMA di tahun ini didorong oleh peningkatan investasi para perusahaan, termasuk untuk kebutuhan furnitur ruang kerja maupun ruang usaha.
Baca Juga: BEI Siapkan Papan Pemantauan Khusus, Saham Apa Saja yang Berpotensi Masuk?
“Pemerintah dan BUMN juga menjadi penggerak ekonomi dengan belanja negara yang meningkat dan juga adanya beberapa sektor industri yang masih terus bertumbuh seperti perbankan, pertambangan , perhotelan, restoran,” sebutnya.
Seiring dengan mulai pulihnya keyakinan pebisnis terhadap situasi ekonomi dan meningkatnya kebutuhan masyarakat, GEMA akan fokus memperluas pasar untuk meningkatkan pendapatan dengan perbaikan dalam bisnis proses dan juga bisnis model.
Di tahun 2023 ini, Gema Grahasarana (GEMA) menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar Rp 15 miliar. Namun sayang, pihaknya tak memerinci sudah berapa % serapan capex hingga kini.
Baca Juga: Upaya Mempercepat Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra dan Jawa
Paulung hanya menuturkan dana capex tersebut digunakan untuk pembelian mesin dan peralatan produksi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk.
Per akhir Juni 2023, GEMA mampu mencetak laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih Rp 3,72 miliar. Padahal, per 30 Juni 2022 GEMA masih menanggung kerugian hingga Rp 26,34 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News