Reporter: Vina Elvira | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia jasa pergudangan, PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) bersiap untuk ekspansi gudang baru.
MMLP masih memiliki cadangan lahan dengan total 63 hektare (ha) di Jabodetabek dan Jawa Timur yang siap dikembangkan dengan potensi permintaan di masing-masing area untuk memenuhi kebutuhan pergudangan modern.
Sekretaris Perusahaan Mega Manunggal Property Jeremy Muliawan mengatakan, untuk cadangan lahan di Jabodetabek, MMLP masih fokus di wilayah Cibitung dan Cikarang karena masih menjadi center pertumbuhan industri manufaktur dan alat berat.
“Dan yang menjadi penting, kami juga masih memiliki lahan di dekat Bandara Soekarno Hatta,” ungkap Jeremy, dalam paparan publik, Jumat (14/6).
Baca Juga: Emiten Penyedia Lahan Industri Memacu Penjualan di Sisa Tahun Ini
Jeremy menambahkan, MMLP selalu berupaya menjaga manajemen risiko dengan baik. Artinya, manajemen tidak akan membangun gudang baru begitu saja tanpa adanya permintaan dan calon klien yang secure untuk jangka panjang.
Kendati demikian, MMLP tetap meyakini dengan adanya cadangan lahan tersebut. MMLP bisa memenuhi kebutuhan pasar yang beragam seiring dengan tren permintaan gudang yang juga terus meningkat dari tahun ke tahun.
Untuk memaksimalkan rencana ekspansinya, manajemen MMLP menyiapkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar. Besaran capex ini memang yang biasa dianggarkan setiap tahunnya.
“Pada tahun 2024 ini berdasarkan rencana yang kami miliki kami anggarkan sampai dengan Rp 200 miliar total capex untuk pembangunan gudang baru,” imbuhnya.
Berbicara mengenai ekspansi, MMLP juga baru saja merampungkan pembangunan Gudang Ungu Extension seluas 5.000 m2 pada akhir Desember 2023. Sejak Febuari 2024, semua lahan yang tersedia telah sepenuhnya tersewa oleh industri e-commerce.
“Pondok Ungu merupakan area yang sangat diminati karena sangat berdekatan dengan kota. Gudang modern yang dekat dengan kota itu tidak banyak, salah satunya kami miliki di gudang ungu dan intirub,” jelas Jeremy.
Meskipun punya prospek yang positif, MMLP melihat tingkat okupansi gudang di awal 2024 ini sedikit menurun. Per kuartal I-2024 tingkat hunian MMLP tercatat 87% atau lebih rendah dari 92% pada posisi yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Mega Manunggal Property (MMLP) Optimistis Bisa Mengejar Target Bisnis Tahun Ini
Kondisi tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya ketidakpastian iklim geopolitik dunia akibat perang global dan kondisi politik nasional kala itu akibat pemilu.
Serta melonjaknya suplai lahan pergudangan terutama di area Cikarang dan Deltamas sejak akhir tahun 2023 akibat munculnya pemain-pemain baru dalam industri pergudangan modern.
“Namun, kami meyakini bahwa disrupsi ini hanya bersifat sementara yang mana diperkirakan bahwa tingkat hunian akan kembali berada di level normal sampai dengan akhir tahun 2024,” ujar Jeremy.
Manajemen MMLP pun berupaya meningkatkan okupansi gudang pada level normal yakni di atas 90% hingga akhir tahun 2024 mendatang.
Sebagai tambahan informasi, hingga kuartal I-2024, MMLP membukukan pendapatan sebesar Rp 87,11 miliar. Dengan perilehan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp 29,97 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News