Reporter: Yuliana Hema | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) alias Primaya Hospital Group bersiap melenggang ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Primaya Hospital mencari pendanaan dari pasar modal karena akan mengembangkan bisnis rumah sakit.
Primaya Hospital menargetkan akan menambah dua rumah sakit sampai tiga rumah sakit setiap tahunnya.
Chief Executive Officer Famon Awal Bros Sedaya Leona Agustine Karnali menuturkan, Primaya berupaya menambah dua sampai tiga rumah sakit setiap tahunnya untuk memperkuat posisi Primaya Hospital Group.
"Untuk memperkuat Primaya Hospital Group dan membantu pemerintah dalam membangun infrastruktur kesehatan," tutur Leona dalam konferensi pers, Senin (17/10).
Baca Juga: Primaya Hospital Incar Dana Segar hingga Rp 287,11 Miliar dari Gelaran IPO
Perusahaan portofolio PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) ini akan berfokus pada pembangunan rumah sakit baru mulai dari tanah sendiri daripada melakukan akuisisi. Adapun Primaya sudah punya 10 rumah sakit yang dibangun sendiri, sisanya lima rumah sakit lewat akuisisi.
Leona bilang, biasanya, untuk membangun satu gedung rumah sakit, Primaya perlu merogoh kocek rata-rata setara Rp 100 miliar sampai Rp 150 miliar.
"Biasanya kita mulai dari tipe C karena tipe kelas di Indonesia tergantung jumlah tempat tidur. Jadi 100 tempat tidur mulai dari sana," ucap dia.
Namun dapat pembuatan pondasi bangunannya, Primaya Hospital Group telah menyiapkan untuk rumah sakit tipe B. Jadi ketika ingin ekspansi, perseroan tinggal meningkatkan bangunan dan fasilitas.
Seperti yang diketahui, Famon Awal Bros Sedaya akan melepas sebanyak-banyaknya 302,22 juta. Jumlah itu mewakili sebesar-besarnya 2,28% dari modal ditempatkan dan disetor setelah pelaksanaan initial public offering (IPO).
Adapun harga penawaran yang dipasang oleh Famon Awal Bros adalah Rp 900 sampai dengan Rp 950 per saham. Sehingga, jumlah seluruh nilai dari IPO ini adalah sebanyak-banyaknya Rp 287,11 miliar.
Sekitar 50% dana IPO akan digunakan sebagai dana tambahan perolehan tanah yang nantinya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit-rumah sakit baru di kota-kota besar di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
"Memang dengan adanya IPO, kami mengutamakan tier satu. Memang ada rencana penambahan dua rumah sakit di Jakarta," kata Leona.
Lalu, sekitar 25% dana hasil IPO akan digunakan untuk dana tambahan biaya pengembangan gedung dan layanan rumah sakit-rumah sakit yang sudah ada. Kemudian, sekitar 25% dana IPO akan digunakan untuk dana tambahan pembiayaan pembangunan gedung rumah sakit-rumah sakit baru.
Baca Juga: Emiten Ramai IPO di Kuartal IV, Simak Prospek Usahanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News