kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspansi properti Mayapada


Rabu, 24 Agustus 2016 / 11:15 WIB
Ekspansi properti Mayapada


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Program tax amnesty atau pengampunan pajak benar-benar menyihir Grup Mayapada untuk membesarkan lini bisnis properti di Tanah Air. Perusahaan yang didirikan oleh Dato' Sri Tahir tersebut akan membangun sejumlah proyek properti di tiga wilayah.

Saat ini, Grup Mayapada tercatat memiliki landbank alias tabungan lahan di Maja Banten, Lampung dan Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan itu akan membangun proyek mixed use berisi residensial, apartemen dan pusat perbelanjaan. Komposisi terbesar berupa  residensial, rumah tapak untuk kelas menengah. 

Selain mengembangkan proyek baru, Grup Mayapada juga mempercantik proyek lama. Aksi terbaru mereka adalah menyulap gedung perkantoran di Jalan M. H. Thamrin, Jakarta menjadi hotel Four Points. Mereka menyerapkan operasional hotel bintang 4 tersebut ke tangan Grup Hotel Sheraton.

Hotel Four Points berisi sekitar 160 kamar. "Untuk investasinya kurang lebih Rp 100 miliar," ungkap Jonathan Tahir, putra dari Dato' Sri Tahir yang menjabat sebagai Executive Chairman MYP Ltd, saat ditemui KONTAN di kantornya, Selasa (23/8).  

Selain Hotel Four Points, Grup Mayapada juga mengoperasikan gedung perkantoran Mayapada Tower di Jakarta. Tingkat okupansi perkantoran itu lebih baik ketimbang eks gedung Hotel Four Points, yakni 80%. 

Namun, mimpi Grup Mayapada tak hanya berhenti pada penambahan proyek. Mereka juga ingin menggiring lini bisnis properti menjadi perusahaan terbuka. Target Grup Mayapada adalah lini bisnis properti menyusul anak perusahaan lain yaitu PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk, tercatat di Bursa Efek Indonesia  pada kuartal IV 2016 nanti. 

Meski sebagian pelaku usaha masih memiliki wait and see alias menunggu momen yang tepat, Grup Mayapada optimistis prospek bisnis properti akan segera membaik. "Tax amnesty yang menjadi alasan kenapa kami IPO (initial public offering), selain itu tren properti juga sudah mulai naik," ujar Jonathan.

Selain itu, Grup Mayapada juga memiliki acuan internal. Mereka sudah lebih dahulu melenggangkan bisnis properti di bursa saham Singapura lewat MYP Ltd. Saat ini, MYP Ltd. sudah memiliki tiga aset properti.

Aset terbaru MYP Ltd. adalah gedung perkantoran The Straits Trading Building di distrik bisnis Raffles Place di jantung Negeri Singa. Mereka membeli aset tersebut pada pertengahan tahun ini dengan harga  S$ 560 juta atau setara dengan Rp 5,2 triliun. Tingkat okupansi perkantoran tersebut saat ini 85%. Dua aset properti lain juga berupa perkantoran. Kedua aset tersebut adalah gedung perkantoran dengan grade B dan grade A.

Target tumbuh 50%

Selain membangun proyek properti, Grup Mayapada juga mengembangkan bisnis rumah sakit. Melalui Mayapada Healthcare Group, mengembangkan rumah sakit lawas di di Lebak Bulus, Jakarta. Lewat pengembangan lahan  seluas 3,5 hektare (ha), bakal ada tambahan 250-300 tempat tidur lagi di sana. 

Selain itu Grup Mayapada juga akan mengembangkan kembali rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur. "Untuk investasi rumah sakit kami akan melakukan rights issue sebesar Rp 1 triliun mungkin di kuartal III atau kuartal IV tahun ini," tutur Jonathan, yang juga menjabat sebagai Chief Executive Officer Mayapada Healthcare Group

Saat ini, Grup Mayapada mengoperasikan dua rumah sakit, yakni di Tangerang Banten dan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Mereka menargetkan bisnis rumah sakit tahun ini tumbuh 50%.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×