Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pemberlakuan aturan kewajiban eksportir terdaftar (ET) Batubara sejak Oktober 2014 belum cukup efektif untuk mengerem laju ekspor komoditas ini. Bahkan, volume produksi maupun ekspor batubara justru melonjak dibandingkan dengan sebelum penerapan kebijakan penertiban ekspor itu.
Data Kementerian Energi dan dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi produksi batubara pada Oktober 2014 volumenya mencapai 36 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 18% dibandingkan dengan volume produksi batubara September 2014 yang mencapai 30,5 juta ton.
Segendang sepenarian, realisasi ekspor batubara pada bulan lalu juga meningkat 3%. "Pada Oktober lalu ekspornya 24,2 juta ton, naik tipis dibandingkan dengan volume ekspor pada September 2014sebesar 23,5 juta ton," kata Bambang Tjahjono, Direktur Pengusahaan dan Pembinaan Batubara Kementerian ESDM kepada KONTAN, (20/11).
Asal tahu saja, pemerintah lewat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 49/2014 tentang Perubahan Permendag Nomor 39/2014 tentang Ketentuan Ekspor Batubara dan Produk Batubara, mulai menerapkan kewajiban kepemilikan sertifikat ET-Batubara untuk perusahaan pengekspor. Kebijakan tersebut mulai diterapkan per 1 Oktober.
Dengan adanya pemberlakukan kebijakan ini, berdampak pada penurunan jumlah eksportir dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Di mana, perusahaan pemegang ET saat ini hanya mencapai 160 perusahaan. Sementara jumlah produsen batubara mencapai 1.051 perusahaan yang terdiri 997 izin usaha pertambangan (IUP) yang berstatus clean and clear (CnC) plus 54 perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) yang sudah masuk tahapan produksi.
Namun, Bambang enggan menjelaskan kenaikan ekspor dan produksi pasca pemberlakukan aturan itu. Menurut dia, pengaruh efektivitas ET-Batubara untuk penurunan laju produksi maupun ekspor baru akan terlihat dalam beberapa bulan ke depan.
Cameron Tough, Head of Investor Relations Adaro Energy juga masih optimistis, produksi Adaro tahun ini akan meningkat menjadi 54 juta ton hingga 56 juta ton. Artinya naik 3%-7% jika dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar 52,3 juta ton.
PT Berau Coal Energy Tbk juga tetap optimistis dapat meningkatkan produksi menjadi 24,2 juta ton, dibandingkan tahun lalu sebesar 23,56 juta ton. PT Toba Bara Sejahtra Tbk juga tetap mengejar target peningkatan produksi mencapai 7,8 juta, dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 6,5 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News