Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tingkat ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia diprediksi akan melonjak tinggi pada Juli ke level tertingginya pada tahun ini. Kondisi itu terjadi setelah India meningkatkan pembelian CPO mereka.
Hasil survei Bloomberg menunjukkan, tingkat pengiriman CPO ke luar negeri naik 0,6% menjadi 1,8 juta metrik ton dari posisi Juni. Angka tersebut 13% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Survei yang sama juga menunjukkan, cadangan CPO kemungkinan akan terkontraksi 3,8% menjadi 2,02 juta ton seiring penurunan produksi sebesar 2,7% menjadi 2,14 juta ton.
Sementara itu, harga acuan kontrak CPO di Kuala Lumpur menurun ke level terendah dalam lima tahun terakhir pada pekan lalu. Salah satu penyebabnya adalah tingginya tingkat produksi kedelai di AS mencapai rekor tertingginya.
"Penurunan harga CPO menaikkan ekspektasi bahwa tingkat permintaan CPO akan semakin membaik," jelas Joelianto, trading director PT Sinar Mas Agro Resources and Technology di Jakarta.
Sekadar tambahan informasi, Gabungan pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan merilis data ekspor CPO untuk bulan Juli pada pekan ini.
Nah, pagi tadi, harga kontrak CPO di pasar spot turun 0,4% menjadi 2.084 ringgit atau US$ 661 per ton di Bursa Malaysia Derivatives. Ini merupakan level terendah sejak Oktober 2009 lalu. Pada pukul 10.43 waktu Kuala Lumpur, harga kontrak yang sama berada di level US$ 2.091 ringgit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News