Reporter: Asnil Bambani Amri |
JAKARTA. Volume ekspor kopi robusta Lampung di Januari 2010 anjlok 64,5% menjadi 6.740, 46 ton ketimbang volume ekspor per Desember 2009 yang sebanyak 18.996,1 ton. Selama ini, ekspor robusta Lampung menyumbang 70% ekspor kopi nasional.
Catatan saja, Indonesia memproduksi dua jenis kopi: robusta dan arabica. Ekspor robusta terkonsentrasi di Lampung, sedang Arabica di Pelabuhan Dumai, Sumatera Utara. Robusta menyumbang 80% produksi kopi nasional.
Menurut Ketua Penelitian dan Pengembangan, Asosiasi Eksportir Kopi Lampung Muchtar Lutfie, ada dua penyebab penurunan ekspor robusta Lampung. Pertama, belum masuknya musim panen. Kedua, salah satu eksportir terbesar kopi di Lampung yakni PT Tripanca Group, terbelit masalah keuangan, sehingga ekspor terganggu.
Tripanca adalah penguasa 70% pasar ekspor kopi Lampung sejak era 1990-an. "PT Tripanca Group tidak mengekspor 5.000 ton kopi milik mereka," jelas Muchtar.
Selama 2009, ekspor kopi Lampung mencapai 342.313 ton, naik 13% dibanding 2008 yang hanya 303.000 ton.
Rachim Kartabrata, Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportirkopi Indonesia (AEKI), menyayangkan turunnya ekspor di Januari. Sebab, "Harga di Januari itu membaik, tapi tak bisa dimanfaatkan eksportir," jelas Rachim.
Selama Januari 2010, harga kopi robusta di bursa komoditi London mencapai US$ 1.366 per ton. Ini naik 2,5% dibandingkan harga per Desember 2009 yang sebesar US$ 1.332 per ton di. Bahkan, pada 8 Januari 2010 harganya sempat menembus US$ 1.400 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News