kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.870   69,00   0,43%
  • IDX 7.151   -10,69   -0,15%
  • KOMPAS100 1.094   -0,02   0,00%
  • LQ45 869   -2,95   -0,34%
  • ISSI 217   0,61   0,28%
  • IDX30 444   -2,20   -0,49%
  • IDXHIDIV20 536   -4,29   -0,79%
  • IDX80 126   -0,03   -0,02%
  • IDXV30 134   -1,59   -1,17%
  • IDXQ30 148   -1,14   -0,76%

Ekspor Mobil Tumbuh Signifikan di 2022


Senin, 30 Januari 2023 / 18:23 WIB
Ekspor Mobil Tumbuh Signifikan di 2022
ILUSTRASI. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ekspor CBU mobil mencapai US$ 5,7 miliar atau meningkat 63,5%


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif merupakan salah satu sektor manufaktur yang strategis karena berperan penting dalam upaya menopang perekonomian nasional.

Kontribusi industri otomotif terhadap pertumbuhan industri dan perekonomian terlihat dari peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak, dan peningkatan daya saing secara kontinyu sebagai bagian dari keikutsertaan dalam rantai pasok dunia (global supply chain).

Maka itu, Kementerian Perindustrian menjalankan program pengembangan industri otomotif nasional secara konsisten agar Indonesia mampu menjadi pusat produksi otomotif bagi pasar ekspor.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengemukakan, sektor industri otomotif di tanah air pada tahun 2022 menunjukkan kinerja yang cukup gemilang, meskipun terdapat tekanan inflasi di berbagai negara dan dampak perang Rusia-Ukraina.

“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa dengan kemampuan ekspor secara CBU sebesar 473.000 unit mobil, meningkat 60,7% dibanding tahun 2021 yang berjumlah 294.000,” ujar dia dalam siaran pers di situs Kemenperin, Senin (30/1).

Baca Juga: Terkait Rencana Subsidi Kendaraan Listrik, Ini Kata Sri Mulyani

Dari sisi nilai, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, ekspor CBU tersebut mencapai US$ 5,7 miliar atau meningkat 63,5% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai US$ 3,5 miliar. Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan, maka akan menghasilkan surplus devisa sebesar US$ 3,4 miliar atau meningkat 64% ketimbang tahun 2021 yang berjumlah US$ 2 miliar.

Berdasarkan data tersebut, menurut Febri, dapat disimpulkan bahwa pembinaan sektor otomotif dalam hal kinerja ekspor dalam bentuk CBU sudah berjalan di arah yang tepat. “Ekspor otomotif Indonesia telah mencapai lebih dari 80 negara,” imbuhnya.

Namun, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semi-konduktor, kendala logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.

Menurut Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin R. Hendro Martono, untuk mengatasi tantangan tersebut, Kemenperin mendorong perusahaan untuk mengembangkan sayap untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran research & development (R&D).

Hal-hal ini akan menjadi basis bagi Kemenperin dalam memperjuangkan insentif untuk industri otomotif. “Inovasi serta ketersediaan bahan baku merupakan kunci bagi masa depan industri otomotif,” kata dia.

Di samping itu, Kemenperin dan para stakeholder terus berupaya memastikan bahwa proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik, termasuk dalam hal ketersediaan bahan baku. Kemenperin juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen, dalam proses manufaktur.

Hendro juga menekankan perlunya integrasi industri kecil dan menengah (IKM) dalam pasokan dan produksi bagi industri yang lebih besar. Kemenperin berkomitmen untuk terus pertumbuhan dan pengintegrasian IKM ke dalam produksi global dan rantai pasokan industri otomotif.

Baca Juga: Kokoh di Puncak, Toyota Sukses Jadi Produsen Mobil Terlaris di Tahun 2022

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×