kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor pertanian ke Jepang meningkat


Selasa, 15 November 2011 / 09:02 WIB
Ekspor pertanian ke Jepang meningkat
ILUSTRASI. Ada beberapa penyebab menstruasi tidak lancar yang perlu Anda perhatikan. (Tribun Jateng/ Hermawan Handaka)


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Edy Can

JAKARTA. Ekspor non-migas Indonesia ke Jepang yang sempat turun akibat bencana tsunami di negara itu pada Maret 2011 kembali menggeliat. Ekspor pada bulan September kemarin mencapai titik tertinggi pada sembilan bulan pertama tahun ini. Sejumlah komoditas pertanian dan kehutanan menjadi salah satu pendorong peningkatan tersebut.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada September 2011 mencapai US$ 1,69 miliar, tumbuh double digit, 13,31% dari Agustus 2011 US$ 1,49 miliar. Ini merupakan pertumbuhan double digit pertama pada periode tahun ini. Ekspor tersebut juga melampaui nilai ekspor pada Februari 2011 sebesar US$ 1,64 miliar. Jepang dilanda gempa dan tsunami 11 Maret 2011.

Dengan pencapaian ini, ekspor Indonesia ke Jepang pada periode Januari-September 2011 mencapai US$ 13,62 miliar, tumbuh 15,81% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 11,76 miliar. "Setelah pulih dari bencana alam, industri-industri di Jepang mulai aktiv," kata Suharto Honggokusumo, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapki), kemarin.

Menurut Suharto, salah satu industri itu bergerak di sektor otomotif. Ini terlihat dari kebutuhan karet untuk industri tersebut. Data BPS menunjukkan secara year on year dalam sembilan bulan pertama tahun ini, volume ekspor karet ke Jepang naik 17,28% dari 277.829 ton menjadi 325.826 ton. Nilainya juga melonjak 77,41% dari US$ 877,67 juta menjadi US$ 1,55 miliar.

Toto Dirgantoro, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), mengatakan penangan bencana di Jepang sangat baik sehingga mereka tak terpuruk terlalu lama. Walhasil, tingkat konsumsinya pun meningkat. Tentu saja, ini semakin memperbesar tingkat permintaan komoditas pangan seperti daging, sayuran, hingga ikan dan udang (lihat tabel).

Terus naik

Menurut Toto, ekspor selama bulan September itu akan menjadi loncatan untuk meningkatkan kinerja pada bulan-bulan mendatang. Ia optimis, ekspor ke Jepang akan terus naik hingga akhir tahun. "Soalnya industri di Jepang sudah mulai produksi, selanjutnya mereka akan kejar target yang sempat tertunda," tandas Toto.

Hal ini juga didukung dengan pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal III 2011 sebesar 6%. Itu merupakan pertumbuhan tercepat dalam 1,5 tahun terakhir.

Robiyanto Koestomo, Ketua Bidang Pertanian, Kehutanan dan Pertambangan GPEI, menambahkan, ekspor kayu berpotensi terus naik. Januari-September 2011, ekspor kayu ke Jepang senilai US$ 718,71 juta, tumbuh 36,11% dari periode sama tahun lalu. "Pertumbuhan akan lebih pesat lagi, karena pasca rekontruksi, Jepang tidak lagi menggunakan kayu dari Serawak yang berkualitas low-grade, tapi dari Indonesia," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×