Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Ekspor produk perikanan di kuartal I-2015 turun sebesar 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor perikanan periode Januari-Maret 2015 senilai US$ 1,3 miliar, dengan volume sebanyak 335.000 ton. Padahal, volume ekspor kuartal I-2014 lalu sekitar 308.200 ton.
Penurunan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk yang kerap terjadi di awal tahun dan kebijakan moratorium izin kapal serta larangan bongkar muat kapal di tengah laut atau transhipment. Hal ini membuat penangkapan sejumlah produk unggulan ekspor perikanan Indonesia menurun.
Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP mengatakan, penurunan ekspor produk perikanan pada awal tahun ini merupakan sesuatu yang wajar dan telah menjadi pola umum di awal tahun. "Memang secara terbatas produk tuna segar terkendala efek transhipment, meskipun tidak terlalu besar," ujar Saud, Senin (18/5).
Saut bilang, khusus bulan September 2014 sampai bulan April 2015, harga ikan tuna memang menurun, terutama jenis cakalang. Selain itu, harga udang juga turun, meskipun tidak terlalu besar.
Saut menambahkan, komoditas unggulan ekspor perikanan Indonesia masih udangĀ yang menguasai 33% dari total ekspor perikanan Indonesia. Pasar tujuan utama ekspor perikanan yaitu Amerika Serikat, Jepang, ASEAN, Uni Eropa, dan Tiongkok.
Saut optimistis, pada kuartal II-2015, ekspor produk perikanan Indonesia akan kembali meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News