kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor tekstil jadi penyelamat kerugian Apac


Jumat, 05 Desember 2014 / 14:43 WIB
Ekspor tekstil jadi penyelamat kerugian Apac
ILUSTRASI. Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 50% Periode 19-22 Juni 2023.


Reporter: Widyanto Purnomo | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

JAKARTA. PT Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) terus merugi sampai kuartal III 2014. Tercatat pada kuartal III 2014, perusahaan produk tekstil ini mengalami pembengkakan kerugian komprehensif sebesar 444,48%. Beruntung perusahaan mampu mencetak kenaikan penjualan karena tertolong kenaikan kurs.    


Sebagai catatan, pada kuartal III 2014 Apac mencatat rugi komprehensif sebesar Rp 106, 12 miliar, naik 444,48 % dibanding kuartal yang sama tahun 2013 sebesar Rp 19,49 miliar.

Anas Bahfen, Direktur Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) mengatakan kenaikan kerugian tersebut karena  faktor produksi dan turunnya harga benang di pasaran Internasional.  “Kenaikan kerugian karena harga benang di pasaran intenasional sedang turun. Selain itu kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang terjadi sepanjang tahun dan kenaikan upah pekerja sebesar 15 persen cukup membebani kami,” imbuh Anas.


Selain itu, Anas juga mengatakan gempuran produk tekstil China turut berpengaruh terhadap pembengkakan kerugian. “Gempuran produk tekstil China cukup mempengaruhi karena di China bunga bank masih rendah, sedangkan di Indonesia bunga bank sepanjang 2014 cukup tinggi,” jelas Anas.  


Faktor bahan baku yang sebagian besar masih impor juga mempengaruhi pembengkakan kerugian. “Bahan baku kami diantaranya adalah kapas yang 100 persen masih impor, polyester dan serat rayon sebagian juga masih impor, ” ujar Anas.


Pada kuartal III 2014 perusahaan mencetak penjualan sebesar Rp 1,57 triliun, naik sebesar 16%, dibanding tahun lalu pada kuartal yang sama, yaitu Rp 1,35 triliun. Sebesar 55% sampai dengan 60 % kontribusi penjualan berasal dari ekspor ke 75 negara di 5 benua.


“ Kenaikan kurs cukup menunjang angka penjualan kami sepanjang 2014, karena penjualan kami sebagian besar masih untuk ekspor dan volume penjualan kami juga naik,” ujar Anas.


Perusahaan mematok target pendapatan sebesar Rp 2 triliun sampai akhir tahun 2014. “Kami akan agresif ke pasar dan jika kurs dollar masih tinggi, penjualan ekspor kami masih efektif,” ujar anas. Sedangkan untuk target penjualan pada 2015, Anas mengatakan perusahaan belum mencapai final untuk menghitungnya.  


Perusahaan pun belum merencanakan untuk berekspansi pada 2015. “Tahun 2015 kami akan fokus dulu untuk maintenance bisnis kami dan mengoptimalkan yang ada,” ujar Anas. Sedangkan untuk belanja modal di 2015 Anas pun untuk sementara belum bisa memaparkannya. “Kami  belum merencanakan ekspansi jadi alokasi belanja modal hanya sebatas untuk  maintenance dan mengganti alat produksi yang sudah lama,” ujar Anas.


Anas menyarankan pemerintah baru untuk segera melakukan program nasional untuk mengupgrade sektor industri tekstil, karena indutri ini mampu menyerap banyak tenaga kerja dan juga berperan besar dalam menambah devisa negara.


“ Sebagai contoh China sudah melakukan program nasional di industry tekstil sejak tahun 2000, berupa bantuan pengadaan mesin baru bagi pelaku industri tekstil oleh pemerintah setempat,” ujar Anas


Sekedar informasi, saat ini Apac  memiliki pabrik di Ungaran, Jawa Tengah. Dengan total luas 110 hektare pabrik tersebut mempunyai 3 bagian produksi  diantaranya benang (yarn), kain mentah (greige), dan denim. Adapun realisasi produksi benang tahun lalu adalah 338,04 juta gulung, kain mentah 26,54 juta meter, dan denim 18,62 juta yard. Sedangkan utilitas produksi pabrik mencapai 92%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×