Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Kenaikan beban produksi sejak awal tahun tak banyak berpengaruh terhadap ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) . Hingga semester I tahun ini, ekspor produk tekstil dan produk tekstil bisa tumbuh 2% ketimbang periode yang sama tahun 2012 sebesar US$ 6,38 miliar.
Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman bilang, meski pasar domestik agak lesu, pasar ekspor tekstil masih cukup bergairah. "Di semester I-2013, ekspor tekstil masih tumbuh 2% dari semester I-2012 menjadi sekitar US$ 6,5 miliar," ujarnya kepada KONTAN, Senin (8/7).
Sebagai gambaran, pada semester I-2012, nilai ekspor tekstil dan produk tekstil mencapai US$ 6,38 miliar. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang semester I-2011 yang mencapai US$ 6,79 miliar.
Menurut Ade, kenaikan kinerja ekspor TPT enam bulan pertama tahun ini bukan karena daya saing produk tekstil Indonesia yang membaik. "Kenaikan ekspor ini hanya efek dari penurunan produksi tekstil di Bangladesh. Sehingga, Amerika Serikat dan Eropa mengalihkan permintaannya ke produk tekstil dari Indonesia," katanya.
Hingga akhir tahun ini, Ade memperkirakan ekspor tekstil bisa mencapai US$ 13 miliar atau hampir sama dengan pencapaian ekspor tekstil tertinggi pada tahun 2011 yang sebesar US$ 13,2 miliar. Jika dibanding kinerja ekspor tekstil 2012 yang sebesar US$ 12,38 miliar, maka ekspor tahun ini tumbuh sekitar 5%.
Di sisi lain, penjualan tekstil di pasar domestik hingga semester I-2013 kurang bergairah. Ade beralasan, kenaikan tarif listrik, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, dan tahun ajaran baru membuat permintaan tekstil domestik seret.
Menurut Ade, konsumen lebih fokus untuk belanja pangan dan pendidikan. Alhasil, "Alokasi dana untuk pembelian sandang berkurang, bukan hanya produk domestik tapi juga impor," jelas Ade.
Tahun ini, Ade bilang, penjualan tekstil domestik hanya akan mencapai US$ 7,6 miliar. Dari jumlah itu, sekitar 40% disumbang oleh tekstil produksi domestik, sedangkan 60% sisanya tekstil impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News