Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Pertamina mengaku masih akan merugi sebesar Rp 5,7 triliun walau sudah menaikkan harga elpiji 12 kilogram mulai hari ini. Jumlah kerugian itu lebih rendah dibanding perkiraan tahun ini sebesar Rp 6,1 triliun.
PT Pertamina optimistis dengan menaikan harga jual elpiji 12 kg maka kerugian bisnis yang bakal diderita tahun ini bakal lebih kecil dari perkiraan semula.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya mengatakan, dengan kenaikan harga elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg maka kerugian yang diderita tahun ini menjadi Rp 5,7 triliun saja. "Kerugian perusahaan akan berkurang sebesar Rp 452 miliar," katanya, Rabu (10/9)
Kerugian timbul akibat harga jual elpiji 12 kg masih di bawah harga keekonomian. Berdasarkan Contract Price (CP) di pasar Aramco, harga jual yang berlaku sebesar US$ 891,78 per metric ton, dengan kurs sebesar Rp 11.453 per US$. Belum lagi ditambah biaya-biaya lain yang harus ditanggung perusahaan.
Jika mempertimbangkan semua itu, harusnya harga jual Elpiji 12 kg sebesar Rp 15.110 per kg atau Rp 181.400 per tabung karena bukan barang yang disubsidi pemerintah. Sedangkan setelah kenaikan harga mulai hari ini, elpiji 12 kg dijual dengan harga Rp 9.519 di tingkat agen atau sekitar Rp 115.000 per tabung. Tentu saja di tingkat pengecer, harganya akan lebih tinggi lagi di tingkat pengecer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News