Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Segmen Nikel dan Bauksit Masih Hadapi Tantangan
Segmen nikel menyumbang Rp9,50 triliun atau 14% dari total pendapatan, meski masih menghadapi tantangan pasar dan hambatan perizinan.
Baca Juga: Cuan 30,24% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Longsor (4 April 2025)
Volume produksi feronikel mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan penjualan sebesar 19.452 TNi ke pasar ekspor seperti Tiongkok, India, dan Korea Selatan.
Sementara itu, produksi bijih nikel mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan penjualan 8,35 juta wmt seluruhnya ke pasar domestik, baik ke smelter milik ANTAM maupun pihak ketiga.
Penjualan dari segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,80 triliun, naik 7% dari Rp1,69 triliun di FY23.
Antam memproduksi 1,33 juta wmt bauksit dengan penjualan 736 ribu wmt. Tantangan perizinan dan belum masifnya hilirisasi menjadi faktor pembatas pertumbuhan.
Untuk alumina, melalui entitas anak PT Indonesia Chemical Alumina (ICA), produksi mencapai 147.826 ton dengan penjualan 177.178 ton—naik 24% dari tahun sebelumnya.
Komitmen terhadap Tambang Berkelanjutan
Nico menambahkan bahwa Antam terus menunjukkan komitmennya terhadap prinsip tata kelola pertambangan yang baik (good mining practices).
Pada 2024, perusahaan meraih berbagai penghargaan dari Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) oleh KLHK, termasuk dua peringkat Emas (UBP Emas dan UBP Bauksit Kalbar), satu Hijau, dan beberapa peringkat Biru untuk unit dan anak usaha lainnya.
"Pengakuan ini menjadi bukti bahwa Antam menjalankan operasional secara bertanggung jawab—tidak hanya mengejar profit, tetapi juga memperhatikan dampak sosial dan lingkungan," jelasnya.
Baca Juga: Harga Emas Antam Melonjak Rp 17.000 Jadi Rp 1.836.000 Per Gram Hari ini, Rekor Lagi
Selama 2024, Antam menandatangani beberapa kerja sama penting, seperti perjanjian dengan PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk pasokan minimal 30 ton emas per tahun dengan kemurnian 99,99%. Bahan baku ini akan diolah menjadi logam mulia oleh Antam.
Perusahaan juga membeli lahan di kawasan industri JIIPE Gresik untuk pengembangan fasilitas pengolahan logam mulia, guna memperkuat ekosistem hilirisasi emas nasional.
Untuk sektor nikel, Antam melanjutkan keterlibatannya dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV Battery) di Indonesia melalui berbagai proyek strategis, meskipun detail proyek ini belum seluruhnya diumumkan.
Dengan fundamental yang solid, Antam siap melanjutkan kinerja positifnya di 2025. Strategi penguatan hilirisasi, ekspansi pasar domestik, dan keberlanjutan lingkungan akan menjadi pilar utama pertumbuhan perusahaan ke depan.
"Kami optimistis bahwa Antam akan terus tumbuh secara berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi industri pertambangan nasional, masyarakat, serta para pemegang saham," tutup Nico Kanter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News