kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Emiten Batubara Genjot Produksi Tahun 2023


Minggu, 18 Desember 2022 / 18:06 WIB
Emiten Batubara Genjot Produksi Tahun 2023
ILUSTRASI. Prospek industri batubara tahun 2023 masih cukup menjanjikan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nym.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek industri batubara tahun 2023 masih cukup menjanjikan. Ini tergambar dari rencana sejumlah perusahaan batubara yang siap menggenjot produksi pada tahun depan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, ada potensi peningkatan produksi batubara untuk tahun depan.

"Seiring proyeksi potensi peningkatan permintaan dari Tiongkok di 2023. Saat ini perusahaan-perusahaan sedang menunggu persetujuan RKAB dari pemerintah," ungkap Hendra kepada Kontan, Minggu (18/12).

Hendra melanjutkan, tahun depan kondisi perekonomian global diperkirakan mengalami resesi. Meski demikian, permintaan batubara dinilai tetap dalam kondisi baik dan tidak akan separah saat awal masa pandemi covid-19.

Baca Juga: Meski Sulit Diprediksi, Harga Komoditas Energi Masih Perkasa di Kuartal I-2023

Hendra melanjutkan, sejumlah faktor yang bakal mempengaruhi kinerja produksi pada tahun depan antara lain faktor cuaca hingga ketersediaan alat berat.

Faktor harga batubara diakui juga menjadi salah satu tantangan untuk peningkatan kinerja pada tahun depan. Disparitas harga jual batubara nasional menyebabkan perusahaan tidak dapat memaksimalkan kenaikan harga komoditas.

"Apalagi biaya produksi terus meningkat, seperti kenaikan biaya bahan bakar dan kenaikan tarif royalti," terang Hendra.

Hendra menambahkan, dari sisi kebijakan dan regulasi pun juga akan memberikan pengaruh untuk industri batubara nasional pada tahun 2023 mendatang. Hendra menjelaskan, kehadiran Keputusan Menteri ESDM Nomor 267 Tahun 2022 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batu Bara Dalam Negeri juga bakal menjadi faktor yang mempengaruhi industri batubara.

Selain itu, pelaku usaha kini juga masih menanti mekanisme tarif Badan Layanan Umum (BLU) Batubara. Implementasi BLU Batubara disebut bakal dimulai pada kuartal I 2023 mendatang.

Kontan mencatat, sejumlah perusahaan batubara menargetkan peningkatan produksi pada tahun depan.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengincar peningkatan kapasitas produksi hingga 40 juta ton pada 2023 mendatang.

Direktur Pengembangan Usaha PTBA Rafli Yandra mengungkapkan, peningkatan kapasitas produksi akan dilakukan pada tahun depan. "Ini akan terus meningkat seiring dengan kapasitas produksi kami di 2023 sebesar 40 juta ton," kata dia, Jumat (16/12).

Baca Juga: Prospek Harga Komoditas Energi Bakal Ditentukan Kebijakan Global

Selain itu, PTBA menargetkan peningkatan monetisasi cadangan batubara untuk beberapa tahun mendatang.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengungkapkan, ada sejumlah kerjasama yang akan dilakukan untuk mengoptimalkan cadangan batubara yang dimiliki.

"Dengan cadangan kami 3 miliar metrik ton jika tidak dimanfaatkan akan memakan waktu lama," kata Arsal.

Kontan.co.id mencatat, untuk tahun ini PTBA membidik produksi batubara mencapai 35,5 juta ton. Total produksi batubara PTBA hingga kuartal ketiga 2022 mencapai 27,7 juta ton, meningkat 21% dibanding kuartal ketiga 2021 yang sebesar 22,9 juta ton.

Dari sisi penjualan, emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini mencatat volume penjualan sampai dengan akhir September 2022 sebanyak 23,5 juta ton, tumbuh 12% secara tahunan.

Sementara itu, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) menargetkan adanya kenaikan produksi batubara untuk tahun 2023 sekitar 15% sampai 20% dari tahun 2022. 

Tahun ini perseroan menargetkan produksi mencapai 3 juta ton. Di mana sampai dengan September 2022, pencapaian produksi telah melampaui produksi tahunan 2021 sekitar 2,04 juta ton atau tumbuh 19% sekitar 2,44 juta ton. 

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra menyampaikan, produksi batubara yang dilakukan hingga September 2022 ini berasal dari 75% izin usaha pertambangan (IUP) di Sumatera. Kemudian sisanya dari IUP di Kalimantan. 

Baca Juga: Golden Eagle Energy Optimistis Raih Penjualan Bersih Rp 951,6 Miliar pada Tahun 2022

“Kami optimis di sisa tahun 2022 ini dapat mencapai target produksi batubara yang kami harapkan,” ujar Roza dalam paparan Public Expose secara virtual, Jumat (16/12). 

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga menargetkan peningkatan produksi sebesar 10% pada tahun depan dari realisasi produksi pada tahun ini. BUMI mengincar kenaikan produksi 80 juta ton pada 2023. Sementara itu, produksi pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 70 juta ton hingga 76 juta ton.

Sampai dengan kuartal ketiga 2022, BUMI memproduksi batubara sebanyak 53,7 juta ton. Terdiri dari produksi batubara KPC sebesar 37,6 juta ton, serta Arutmin yang menyumbang 16,2 juta ton.

PT Bayan Resources Tbk (BYAN) juga meningkatkan target produksi batubara pada 2023. Mengutip pemberitaan Kontan, BYAN mengincar produksi batubara di atas 45 juta ton pada 2023. Sebagai pembanding, BYAN mencanangkan rencana produksi dan volume penjualan batubara masing-masing sebesar 37 juta - 39 juta ton batubara di sepanjang tahun 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×