Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan bisnis jasa pertambangan bersiap mengalap berkah dari target produksi batubara yang dipatok 922 juta ton pada tahun ini.
Naiknya target produksi batubara tahun ini termuat dalam 587 dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) milik sejumlah perusahaan batubara yang telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Sejumlah perusahaan yang bergerak di bisnis jasa pertambangan akan memanfaatkan target produksi batubara yang melonjak ini untuk meningkatkan kinerja bisnis jasa pertambangannya.
PT Pamapersada, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) menyatakan akan menangkap momentum target produksi yang mendekati hampir 1 miliar ton itu untuk meningkatkan lini bisnis jasa pertambangan.
Baca Juga: Royaltama (RMKO) Garap dan Operasikan Fasilitas Pertambangan Atlas Resources (ARII)
Corporate Secretary United Tractors, Sara K. Loebis mengatakan, saat ini lini bisnis kontraktor tambang berjalan berdasarkan kontrak yang sudah ada. Untuk biaya jasa, Sara mengaku belum ada kenaikan tarif masih sesuai dalam kontrak secara fixed.
"Kontrak tahun ini sudah mencatat penambahan produksi sekitar 5% untuk produksi batubara dan overburden removal," kata Sara kepada KONTAN, Senin (25/3).
Sara menyebut untuk bisnis jasa tambang, kunci strateginya adalah menjadi kontraktor yang paling efisien dalam operasionalnya. Untuk mendukung rencana bisnis tahun ini, alokasi belanja modal untuk Pamapersada mencapai Rp 18 triliun untuk penggantian maupun rekondisi alat berat yang sudah usang.
Kontan mencatat, hingga tutup tahun 2023 kinerja produksi oleh Pamapersada diestimasikan sebesar 130 juta ton untuk batubara dan 1,1 miliar bank cubic meter (bcm) untuk pemindahan lapisan penutup atau overburden removal.
Di tahun ini, UNTR sebagai perusahaan induk memproyeksikan penjualan batubara dari unit bisnisnya dapat mencapai 12 juta ton batu bara, meningkat dari realisasi tahun 2023.
Direktur PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, penambahan volume di pelabuhan TEBE tidak linier dengan jumlah penambahan kontrak, tetapi dari 23 kontrak yang sudah digenggam oleh TEBE, biasanya mereka menaikan atau menurunkan volume produksi disesuaikan dengan RKAB masing-masing.
"Untuk kami, belum ada kenaikan biaya jasa pelabuhan," kata Hendy kepada KONTAN, Senin (25/3).
Hendy menerangkan, prospek bisnis jasa tambang tahun ini masih relatif stabil kurang lebih masih sama seperti tahun lalu karena kebutuhan pasar di China, India dan Eropa masih tinggi.
Ia menjelaskan, strategi TEBE untuk meningkatkan kinerja jasa tambang yakni dengan cara meningkatkan performa produksi dan efisiensi. TEBE memproyeksikan volume angkutan tahun depan ada di angka 9,5 juta ton.
"Target kinerja operasional kami tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu yaitu sebesar 9,5 jt ton per tahun," ujar Hendy.
Sementara itu, emiten batu bara milik Low Tuck Kwong, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) optimistis lini bisnis jasa pertambangan akan memiliki prospek cerah tahun ini dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan.
Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) Incar Volume Overburden Removal 630 Juta BCM Tahun Ini
Sekretaris Perusahaan MYOH, Ahmad Zaki Natsir mengatakan, merujuk pada target produksi batubara dari pemerintah, MYOH optimistis hal tersebut akan juga berdampak kepada pada kontraktor, baik dalam hal target yang dibebankan ataupun proyek-proyek baru yang bertujuan untuk mencapai target produksi pemerintah yang telah ditetapkan.
"Kami menargetkan volume OB removal mencapai 35 juta bcm," kata Ahmad.
Meski tak merinci besaran kontrak baru yang di sasar, sejumlah pekerjaan ditargetkan bisa diperoleh seperti penanganan OB removal, coal getting, coal hauling dan drilling.
Ahmad mengaku saat ini tengah fokus mengerjakan kontrak yang saat ini sudah berjalan dan berharap mendapatkan kontrak baru. Untuk itu, Samindo Resources akan mendorong sistem yang berkualitas berbasis keselamatan kerja dan memperkuat ketersediaan alat berat dengan meningkatkan kualitas sistem pemeliharaan, baik dari sisi sumber daya manusia ataupun kualitas suku cadang.
Ia menuturkan, saat ini keempat anak usaha Samindo Resources memiliki kontrak yang aktif dengan PT Kideco Jaya Agung, kontrak tersebut bervariasi mulai dari yang berjangka waktu menengah ataupun jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News