Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 30 miliar. Emiten yang terafiliasi dengan taipan Aguan ini menyiapkan strategi untuk memperbaiki kinerja pada sisa tahun 2025.
Direktur Utama Primadaya Plastisindo Kennie Angesty mengungkapkan capex PDPP akan dialokasikan untuk investasi mesin dan alat-alat pendukung, serta untuk ekspansi infrastruktur pada enam pabrik yang dimiliki PDPP. Selain itu, PDPP mengucurkan investasi untuk membangun gudang baru di Kabupaten Tangerang, guna menunjang proses bisnis daur ulang.
Hingga kuartal I-2025, PDPP merealisasikan capex sekitar Rp 6,1 miliar atau setara 20,33% dari anggaran belanja tahun ini. Kennie mengamini, kinerja PDPP di awal tahun ini masih kurang memuaskan.
Pendapatan PDPP turun 17,02% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 127,84 miliar menjadi Rp 106,07 miliar hingga kuartal I-2025. Sedangkan laba bersih tahun berjalan anjlok 94% (yoy) dari Rp 8,24 miliar menjadi Rp 495,11 juta.
Baca Juga: Penjualan Paperocks Indonesia (PPRI) Diprediksi Melemah di Kuartal II
"Kami sudah evaluasi karena secara angka (kinerja kuartal I-2025) kurang memuaskan," ungkap Kennie dalam paparan publik yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (18/6).
Kennie membeberkan faktor penekan kinerja PDPP pada tiga bulan pertama 2025. Pertama, transisi pada salah satu produk inti PDPP dari galon berbahan Polycarbonate (PC) menjadi galon berbahan Polyethylene Terephthalate (PET).
Transisi ini masih tercatat memangkas omzet dan meningkatkan biaya. Kedua, pada kuartal I-2025 PDPP mencatatkan kenaikan biaya. Termasuk dari biaya karyawan yang didorong oleh pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR), yang pada tahun sebelumnya tercatat pada laporan kuartal kedua.
Selain itu, emiten yang sahamnya juga dimiliki oleh taipan Sugianto Kusuma alias Aguan ini juga masih dalam proses ekspansi produk daur ulang. PDPP ingin meningkatkan penjualan produk daur ulang seperti PC Flakes, PC Pellets & PET Flakes.
"Kami akan bekerjasama dengan mitra-mitra untuk mendaur ulang galon-galon PC yang ada di pasar, seiring berjalannya pergantian ke galon PET," terang Kennie.
Kennie meyakini, PDPP bisa memperbaiki kinerja di sisa tahun ini. Salah satu pendorongnya adalah transisi dari galon PC ke PET yang bisa mengerek gross margin sekitar 4,6%.
Strategi lainnya adalah mengerek kapasitas produksi dengan pembelian mesin, serta penambahan kapasitas gudang penyimpanan. Meski sudah menggelar strategi untuk mengungkit kinerja, tapi Kennie belum merinci target perbaikan pendapatan maupun laba bersih yang bisa diraih PDPP pada tahun ini.
"Kami mengharapkan omzet bisa rebound dengan gross margin yang lebih tinggi dibandingkan 2024. Secara persentase masih kami taksir, karena juga ada divisi recycling yang cukup menjanjikan. Kami masih estimasi untuk peningkatan omzet dan margin di 2025," terang Kennie.
Meski masih berupaya kembali menumbuhkan kinerja, PDPP tetap akan membagikan dividen untuk para pemegang sahamnya. PDPP akan membagikan dividen sebesar Rp 3,57 miliar dari laba bersih tahun buku 2024.
Para pemegang saham PDPP akan menerima dividen tunai senilai Rp 1,17 per saham. Pembagian dividen ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Rabu (18/6).
Akhir periode perdagangan saham dengan hak dividen (cum dividen) di Pasar Reguler dan Negosiasi dijadwalkan pada 26 Juni 2025. Sedangkan cum dividen di Pasar Tunai akan berlangsung pada 1 Juli 2025.
Total dividen yang dibagikan PDPP tersebut setara dengan 14,98% dari laba bersih tahun berjalan pada 2024, yang sebesar Rp 23,83 miliar. Sekadar mengingatkan, PDPP merupakan emiten industri plastik kemasan yang salah satu pemegang sahamnya adalah Sugianto Kusuma alias Aguan, pendiri Agung Sedayu Grup.
Merujuk laporan bulanan registrasi pemegang efek per 31 Mei 2025, Aguan memegang sebanyak 5% saham PDPP. Sedangkan pengendali PDPP adalah Tirto Angesty yang menggenggam sebanyak 40% saham.
Baca Juga: Siasat Primadaya Plastisindo (PDPP) Memulihkan Kinerja di Tahun 2025
Selanjutnya: Cak Imin Sebut Penyaluran Bansos Harus Dibatasi Lima Tahun, Ini Alasannya
Menarik Dibaca: Ini Ciri-Ciri yang Paling Umum Terkena Diabetes di Usia Muda, Apa Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News