kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat perusahaan terigu asal Turki incar Indonesia


Selasa, 31 Mei 2011 / 07:10 WIB
Empat perusahaan terigu asal Turki incar Indonesia
ILUSTRASI. Dua kapal perang jenis Destroyer milik China saat melakukan latihan.


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Empat perusahaan terigu asal Turki berancang-ancang masuk ke pasar terigu Indonesia. Keempat perusahaan itu adalah Erisler Gida Sanayi Ve Ticaret As, Erkan Machine, Genc Degirmen Milling Machinery Industry and Trade Inc, serta Goksular Un Ve Gida San.Tic.A.S.

Sebagai langkah perdana, keempat perusahaan terigu tersebut berniat mengikuti pameran produk ekspor Turki yang bertajuk "Turkish Export Product Fair 2011". Perhelatan yang diselenggarakan Kedutaan Besar Turki di Indonesia dan The Istanbul Exporters Association ini akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), pada 2-4 Juni 2011.

Natsir Mansyur, Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti) menilai wajar jika produsen terigu Turki ingin merambah langsung pasar Indonesia. Apalagi potensi pasar terigu di Indonesia memang besar. Menurut dia, kebutuhan terigu nasional saat ini mencapai sekitar 4,5 juta ton per tahun.

Dari jumlah itu, sebanyak 4 juta ton terigu dipasok oleh produsen lokal. Sementara sisanya sebanyak 500.000 ton diimpor dari negara lain. "Produsen terigu dari Turki bisa masuk ke porsi itu," ungkap Natsir kepada KONTAN, Senin (30/5).

Menghadapi masuknya terigu Turki ini, Natsir menghimbau produsen lokal agar berbenah diri. Sebab masuknya Turki bakal membuat persaingan di pasar terigu dalam negeri semakin ketat.

Para produsen dalam negeri dituntut meningkatkan efisiensi produksi agar bisa menjual terigu dengan harga yang lebih kompetitif. "Produsen lokal harus berbenah agar tidak mudah diserang produk asing," tandas Natsir. Apalagi, menurut Natsir, harga terigu dari Turki lebih murah ketimbang terigu lokal.

Boediyanto, Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Pangan Indonesia (Aspipin) mengaku senang jika para produsen terigu asal Turki benar-benar masuk ke Indonesia. Dengan begitu, konsumen terigu di Indonesia memiliki banyak pilihan, baik dari sisi kualitas maupun harga.

Dari sisi harga misalnya, perusahaan terigu asal Turki mampu menjual terigu dengan harga jauh lebih rendah ketimbang produk terigu lokal maupun dari negara lain. Para produsen Turki memang mendapatkan pasokan gandum dengan harga murah.

Selama ini, produsen gandum dari negara-negara Asia Selatan dan Eropa Timur menjadi pemasok utama pabrik terigu di Turki. Meski dihargai lebih murah, negara-negara produsen gandum, seperti Turkmenistan, Kazakhstan, dan Ukraina tetap memilih menyalurkan gandumnya ke Turki karena lebih mudah. "Negara-negara itu sudah terhubung dengan pelabuhan di wilayah Turki," terka Boediyanto.

Boediyanto menilai para produsen Turki tidak berbuat curang dalam menentukan harga jual terigu. Mereka bisa menjual terigu dengan harga lebih miring karena memiliki produksi lebih efisien.

Sebaliknya, para produsen lokal tak bisa menjual harga terigu lebih kompetitif karena tidak efisien. Penerapan bea masuk anti dumping (BMAD) misalnya, akan merusak mekanisme pasar lokal.

Gara-gara penerapan BMAD, menurut Boediyanto, penentuan harga terigu tidak lagi ditentukan mekanisme pasar, tapi diintervensi pihak-pihak tertentu. BMAD juga mengisyaratkan ketidakadilan karena menjerat salah satu pemain saja, sementara pemain lain tidak dijerat. "Kalau produsen lokal ingin kompetitif, mereka harus lebih efisien," tegas Boediyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×