kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Brantas Abipraya Libatkan Masyarakat Budidaya Maggot dan Produksi Eco Enzyme


Jumat, 06 Juni 2025 / 21:55 WIB
Brantas Abipraya Libatkan Masyarakat Budidaya Maggot dan Produksi Eco Enzyme
ILUSTRASI. Budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi salah satu strategi utama dalam pengelolaan sampah organik yang diusung oleh Abipraya Cermat. Maggot BSF adalah larva dari lalat tentara hitam, yang dikenal sebagai pengurai organik yang sangat efisien.


Reporter: Sri Sayekti | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Brantas Abipraya (Persero) menunjukkan komitmen dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) yang inovatif, yakni “Abipraya Cermat” atau Cerdas Mengelola Sampah Terpadu. Program yang dilaksanakan di Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur ini tidak hanya menitikberatkan pada pengurangan limbah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga berfokus pada pemberdayaan masyarakat dengan keterampilan baru dan peluang ekonomi berbasis pengelolaan sampah. 

Dimulai pada akhir tahun 2024, melalui langkah ini Brantas Abipraya turut mendukung program nasional Asta Cita, khususnya pilar Lingkungan Hidup dan Kesejahteraan Sosial, sebagai bagian dari kontribusi nyata bagi pembangunan Indonesia yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

“Budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) menjadi salah satu strategi utama dalam pengelolaan sampah organik yang diusung oleh Abipraya Cermat. Maggot BSF adalah larva dari lalat tentara hitam, yang dikenal sebagai pengurai organik yang sangat efisien. Melalui program pelatihan yang diikuti oleh para pengurus bank sampah binaan Brantas Abipraya, peserta diajarkan cara memanfaatkan limbah organik rumah tangga untuk membesarkan maggot,” ungkap Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.

Baca Juga: Brantas Abipraya Tuntaskan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di IKN

Ditambahkan Dian Sovana, program Asta Cita, yang merupakan program nasional mengusung delapan fokus pembangunan termasuk pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat. Dalam konteks ini, Brantas Abipraya mengambil peran strategis melalui Abipraya Cermat untuk mengintegrasikan solusi lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Salah satu komponen penting dalam program ini adalah pelatihan budidaya maggot BSF dan pembuatan eco enzyme. 

Sebagai informasi, budidaya maggot BSF adalah inovasi yang membawa dampak ekologis dan sosial-ekonomi sekaligus. Maggot BSF mampu menguraikan sampah organik secara cepat, sehingga mengurangi beban TPA yang selama ini menjadi salah satu permasalahan di kota besar seperti Jakarta yang menghasilkan lebih dari 7.000 ton sampah setiap hari. 

Melalui pelatihan budidaya maggot BSF dan pembuatan eco enzyme, masyarakat yang tergabung dalam bank sampah binaan Brantas Abipraya belajar mengubah limbah organik menjadi produk bernilai seperti maggot kering dan kasgot (kascing maggot) yang dapat dipasarkan sebagai pakan ternak alternatif atau pupuk organik.

Baca Juga: Hadir di Inacraft 2025, Brantas Abipraya Dorong UMKM Naik Kelas

Produk maggot ini mengandung protein tinggi yang dapat mendukung ketahanan pangan lokal, sejalan dengan pilar Kesejahteraan Sosial dalam Asta Cita yang mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan. Dengan demikian, Abipraya Cermat tidak hanya membantu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga membuka ruang bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan keterampilan secara mandiri.

Selain budidaya maggot, Brantas Abipraya juga mengajarkan pembuatan eco enzyme yang berasal dari fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayuran. Eco enzyme ini memiliki banyak manfaat mulai dari pembersih serbaguna, pupuk alami, hingga pengusir hama yang ramah lingkungan. Proses pembuatannya mudah dan murah, sehingga dapat dilakukan di rumah tangga maupun komunitas.

Pemanfaatan eco enzyme menjadi salah satu upaya konkret mendukung pilar Lingkungan Hidup Asta Cita dengan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia yang berpotensi merusak lingkungan. Selain itu, penggunaan eco enzyme secara langsung membantu menghemat pengeluaran rumah tangga dan memberikan nilai tambah dari limbah yang sebelumnya tidak termanfaatkan secara optimal.

Keberhasilan program Abipraya Cermat diukur bukan hanya dari jumlah peserta pelatihan, tapi juga dari dampak langsung terhadap pengurangan limbah organik yang berakhir di TPA dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Limbah organik yang diolah menjadi maggot dan eco enzyme mengurangi sampah yang harus dikelola oleh pemerintah, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah secara mandiri.

Melalui bank sampah binaan dan pelatihan intensif, Brantas Abipraya berperan membantu membangun masyarakat yang mandiri dalam pengelolaan sampah dan pengembangan usaha mikro. Hal ini mendukung tujuan Asta Cita di pilar Kesejahteraan Sosial, yaitu mendorong masyarakat yang lebih produktif, mandiri, dan sejahtera secara ekonomi.

Baca Juga: Komitmen Jaga Kedaulatan Pangan, Brantas Abipraya Dukung lewat Pembangunan Bendungan

“Program ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi peluang pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kami ingin mengubah paradigma masyarakat tentang sampah menjadi sumber daya yang bermanfaat dan bernilai,” tambah Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.

Brantas Abipraya memperlihatkan bahwa perusahaan BUMN bisa berperan lebih luas dalam pembangunan nasional dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Abipraya Cermat adalah contoh sinergi antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya target pengurangan dampak lingkungan perkotaan (SDG 11.6) dan peningkatan ketahanan pangan (SDG 2.1).

Program ini menjadi bukti bahwa pengelolaan sampah dapat menjadi solusi inovatif sekaligus peluang bisnis berkelanjutan yang melibatkan masyarakat secara langsung. Dengan membekali masyarakat keterampilan baru, sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka melalui peluang ekonomi baru, Brantas Abipraya turut memastikan bahwa pembangunan lingkungan dan sosial berjalan seiring, seperti yang diamanatkan dalam Asta Cita.

“Brantas Abipraya berkomitmen terus memperluas jangkauan dan dampak Abipraya Cermat demi mewujudkan Indonesia yang lebih bersih, sehat, dan sejahtera, sejalan dengan semangat Asta Cita yang ingin membawa bangsa ini maju dengan pembangunan berkelanjutan dan inklusif,” tutup Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.

Baca Juga: Brantas Abipraya Bangun Tanggul Pengaman Pantai NCICD, Cegah Rob di Jakarta

Selanjutnya: Isuzu Gelar Isuzu Skills Competition 2025 untuk Mengasah Kemampuan Teknisi

Menarik Dibaca: Ciri-ciri WhatsApp Web Disadap yang Jarang Disadari, Ini Tips Ampuh Mengatasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×