kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Empat program unggulan dari Kemtan buat kakao


Selasa, 20 Januari 2015 / 18:12 WIB
Empat program unggulan dari Kemtan buat kakao
ILUSTRASI. Kendaraan yang terbakar terlihat setelah bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di distrik Nuh, negara bagian utara Haryana, India, 1 Agustus 2023. REUTERS/Adnan Abidi


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah kian giat dengan kakao. Setelah mengajukan anggaran untuk program kakao berkelanjutan pada tahun 2015 ini. Kementerian Pertanian (Kemtan) kini bersiap segera melaksanakan empat program kakao.

Dalam usulan alokasi APBN-P 2015, Kemtan menganggarkan Rp 1,2 triliun untuk pengembangan kakao berkelanjutan di 15 provinsi. Anggaran yang disediakan mencapai Rp 1,2 triliun.

Nah, dari dana tersebut empat program yang disiapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (Dirjen) yakni: rehabilitasi, intensifikasi, peremajaan dan kawasan pengembangan integrasi kakao peternakan atau intercrop.

Terobosan pun dilakukan Kemtan agar tidak mengulang kegagalan program gerakan nasional (gernas) kakao. Sebagaimana diketahui, gernas sepanjang tahun 2009 sampai 2011 persentase keberhasilannya mencapai 76%. Sementara sebesar 24% dikatakan gagal. Luas area tanam kakao saat itu mencapai 450.000 ha dari total luas area sebesar 1,7 juta ha.

Dikatakan gagal berkaca pada hasil produksi kakao yang landai hanya mencapai 400 per kilogram (kg) sampai 500 kg per hektar (ha). Sementara target awal produksi keberhasilan gernas mencapai 1 ton per ha. 

Selain itu, kegagalan juga terjadi karena bencana alam seperti: banjir, angin. Terakhir, faktor penentunya adalah petani yang beralih ke tanaman lain.

Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan mengatakan, program ini segera berjalan Februari mendatang. Pulau Sulawesi akan menjadi uji coba untuk program ini.

“Nanti juga akan merambah ke Pulau Sumatera. Tahun ini harus segera dimulai karena industri hilir kakao mulai banyak di Indonesia supaya tidak ada kekosongan bahan baku,” tandas Gamal pada Senin (19/1).

Berbeda dengan dengan gerakan nasional atau gernas kakao 2009 lalu. Sasaran program ini lebih panjang memakan waktu tiga sampai empat tahun. Padahal sebelumnya, gernas kakao hanya diberikan selama setahun.

Kemtan membagi waktu berdasarkan program yang diberikan. Misalnya, program intensifikasi selama dua tahun. Lalu, rehabilitasi selama tiga tahun. Terakhir, peremajaan selama empat tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×