Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Selain dikenal sebagai penghasil kopi, Sumba Barat giat mengenalkan hasil kebun kakao. Pemerintah daerah yang selama ini mengandalkan pihak swasta, akan mendorong peran petani rakyat untuk ikut membesarkan komoditas penghasil panganan coklat ini.
Jubilate Pieter Pandango, Bupati Kabupaten Sumba Barat menyebut, bisa dibilang, pihak swasta pelopor penanaman kakao adalah PT Timur Niaga Tengah. Perusahaan ini menanam kakao di Kebun Gaura, Desa Wetana, Lamboya Barat, Sumba Barat.
Investasi baru dari perusahaan mencapai Rp 50 miliar untuk mulai menanam kebun kakao perusahaan dengan luas lahan sekitar 800 ha yang letaknya tersebar di NTT.
Jubilate bercerita sejak tahun 1990, perusahaan telah berinvestasi di Sumba Barat dengan memproduksi kakao lewat pola kemitraan dengan masyarakat setempat.
“Mendatang akan kami dorong kalau perkebunan kakao tidak hanya dimiliki oleh perusahaan tapi juga merambah petani setempat. Kami akan sediakan mereka benih secara cuma-cuma. Pupuk juga akan kami bantu secara pengadaan,” ujar Jubilate dalam acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia pada Sabtu (6/12).
Meski menggalakan program menanam kakao rakyat, Jubilate belum mau menyebut sebagai bagian dari program Kementerian Pertanian (Kementan) untuk gerakan nasional atau gernas. Sebab, penanaman ini dilakukan masih dalam proses uji coba kepada petani rakyat Sumba Barat.
Jubilate mengatakan langkah Sumba Barat untuk melakukan penanaman kakao rakyat semata-mata dilakukan sebagaian diversifikasi pertanian. Apalagi katanya, potensi kakao tumbuh di Sumba Barat terbilang bagus, mudah ditanam dan tidak perlu banyak perawatan khusus serta didukung ketersedian benih asal Jember yang melimpah. Plus, harga kakao yang dianggap bagus dan relatif stabil.
Ia optimistis, produksi kakao bisa mencapai 2.000 ton setiap tahunnya yang berasal dari Sumba Barat dari saat ini sebesar 1.000 ton per tahun. Sedangkan lahan tersedia untuk kakao mencapai 1.250 hektar.
Jaminan pasar juga telah didapat. Jubilate mengatakan dua negara yakni China dan India secara pasti membeli kakao asal Sumba Barat. Kedua negara tersebut akan mengolah kakao yang dikirim dari Sumba Barat ke Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News