Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SINGAPURA. PT Pertamina Energy Trading (Petral) membuka tender pengadaan minyak mentah pada Kamis (24/2) lalu. Sebanyak 13 perusahaan dengan jumlah 33 kargo ikut serta dalam tender tersebut. Namun hanya enam perusahaan yang memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan PT Pertamina (Persero).
Vice President Integrated Supply Chain (ISC), PT Pertamina, Taryono mengatakan, tender tersebut untuk mencukupi kebutuhan stok bahan bakar minyak (BBM) Mei 2012. Rencananya, impor minyak mentah ini untuk memasok kilang Balikpapan dan kilang Cilacap. "Tender minyak mentah selalu tiga bulan sebelum rencana kebutuhan," kata Taryono, akhir pekan lalu.
Dalam tender tersebut, pertama, Pertamina menginginkan minyak mentah light sebanyak 550.000 barel hingga 600.000 barel untuk kilang Cilacap. Kedua, minyak mentah medium sebanyak 950.000 barel untuk kilang Balikpapan. Dan ketiga, minyak Azeri (heavy) sebanyak 550.000 barel hingga 600.000 barel untuk kilang Cilacap dan sebanyak 950.000 barel untuk kilang Balikpapan.
Taryono menjelaskan, setelah Petral menerima 13 perusahaan tersebut, nama-nama perusahaan yang ikut tender itu diserahkan kepada tim ISC untuk menentukan nama pemenang. Pemenang tender ini adalah perusahaan yang memberikan harga di bawah, atau minimum sama, dengan harga patokan sendiri (HPS) yang ditentukan Pertamina.
Taryono menjelaskan, HPS ini adalah formula yang digunakan oleh Pertamina untuk membeli minyak mentah dan BBM. "HPS ini rahasia. Petral juga tidak tahu HPS ini. Kalau misalnya tender gagal dan harus diulang, HPS juga akan di-update jadi tiap tender tidak selalu sama," lanjut Taryono.
Nah, dari 13 perusahaan itu, Taryono menngungkapkan, hanya enam perusahaan yang lolos mengikuti tender karena harga yang mereka sodorkan sesuai HPS. Namun demikian, ke enam perusahaan tersebut belum tentu menjadi penyuplai mintah mentah untuk Pertamina. "Sebab, kita harus masukkan dulu ke simulasi apakah minyak mereka cocok dengan kilang kita, setelah itu baru kita bisa tunjuk mereka," ungkap Taryono tanpa menyebut nama-nama perusahaan pemenang tender.
Dengan HPS tersebut, Pertamina mengklaim bakal mendapatkan harga yang cukup bagus dan bisa berhemat. Lihat saja, harga pembelian minyak mentah Petral rata-rata US$ 113.95 per barel, di bawah harga pasar yang sebesar US$ 119.45 per barrel. Sedangkan harga pembelian bensin Petral rata-rata US$ 118.50 per barel, harga pasar sebesar US$ 123.70 per barrel. Untuk solar, harga pembelian Petral rata-rata US$ 126.70 per barrel, harga pasar US$ 132.90 per barrel.
Tafkir Husni, General Manager Crude and Product Programming and Commercial ISC, menambahkan, Petral saban bulan memang harus membuka tender. Maklum, saat ini, kebutuhan minyak mentah dalam negeri mencapai 900.000 barel per hari (bph). Dari jumlah itu, sekitar 570.000 bph berasal dari produksi dalam negeri dan sisanya, sebesar 370.000 bph, masih impor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News