kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.675   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.549   40,08   0,47%
  • KOMPAS100 1.182   8,55   0,73%
  • LQ45 851   5,37   0,64%
  • ISSI 303   2,00   0,67%
  • IDX30 439   2,95   0,68%
  • IDXHIDIV20 506   2,43   0,48%
  • IDX80 132   0,73   0,55%
  • IDXV30 138   0,41   0,30%
  • IDXQ30 139   0,76   0,55%

Erajaya Swasembada (ERAA) yakin aturan verifikasi IMEI bakal dorong laju bisnisnya


Minggu, 07 Juli 2019 / 14:14 WIB
Erajaya Swasembada (ERAA) yakin aturan verifikasi IMEI bakal dorong laju bisnisnya


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah berupaya mencegah dan mengurangi peredaran ponsel yang masuk ke Indonesia secara ilegal sehingga melindungi industri dan konsumen dalam negeri. Kementerian Perindustrian sedang mengembangkan Device Identification, Registration, and Blocking System (DIRBS) untuk mendeteksi produk ponsel melalui verifikasi International Mobile Equipment Identity (IMEI). Kebijakan ini memungkinkan pemerintah mendeteksi ponsel yang tidak terdaftar di Kemperin dan berpotensi ilegal.

Bagi PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) kebijakan ini diyakini berdampak positif bagi bisnisnya. “Bukan hanya Erajaya, saya yakini juga buat negara, industri, dan konsumen,” kata Direktur Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada Tbk  Djatmiko Wardoyo kepada Kontan.co.id, Minggu (7/7).

Menurut Djatmiko, bila tidak ada celah lagi bagi ponsel ilegal untuk diperdagangkan di Indonesia, maka barang tersebut bakal digantikan oleh ponsel yang resmi. 

Bagi Erajaya, terdapat tiga faktor yang berkaitan dengan upaya tersebut. Yakni meningkatnya potensi penerimaan negara dari pajak pertambahan nilai karena ponsel yang terjual seluruhnya barang resmi. 

Kemudian, ponsel resmi juga turut memberikan perlindungan bagi konsumen dalam bentuk garansi resmi. “Kepastian iklim berusaha juga bisa terdorong oleh adanya aturan ini,” tambah Djatmiko.

Tahun ini, Erajaya juga ekspansif dalam pengembangan gerai penjualan ponselnya. ERAA menargetkan bisa membangun 330 gerai baru di dalam dan luar negeri pada 2019. 

Untuk membangun satu gerai ERAA membutuhkan biaya Rp 5 juta-Rp 7 juta per meter persegi. Sedangkan rata-rata gerai ERAA memiliki luas 150 meter persegi. Dengan demikian, untuk satu gerai, ERAA mengeluarkan dana sekitar Rp 750 juta hingga Rp 1,05 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×