Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
BANDUNG. Begitu menjadi Presiden Inter Milan. Erick Thohir langsung membuat sistem manajemen yang baru dalam klub barunya itu. Caranya semua keputusan harus berdasarkan dengan keputusan kolektif. Baik dari strategi bisnis maupun dalam hal jual beli pemain. Asal tahu saja, manajemen seperti itu sebelumnya tidak dilakukan oleh pemilik lama Inter Milan, Massimo Moratti.
Erick mengatakan, sistem bisnis di Inter Milan akan sama dengan sistem bisnis di DC United. "Saya pakai cara Amerika Serikat dalam berbisnis, jadi Inter Milan mazhab bisnis ke DC United, yakni cost dan revenue harus balance," ungkap dia, Selasa (26/11).
Demikian juga dalam jual beli pemain. Erick mengatakan, dalam pemilihan pemain yang akan dijual maupun dibeli harus ada keputusan kolektif, baik dari Presiden Inter Milan, Direktur Sprot, sampai dengan Pelatih. "Tidak bisa karena saya kepingin pemain A, lalu harus dibeli. Bisa saja karena Pelatih tidak cocok, ya tidak jadi. Intinya keputusan kolektif," ungkap dia.
Selain itu, pihaknya tidak akan bermain belakang. Alias melakukan lobi-lobi dengan pemain secara langsung tanpa sepengetahuan klub dia bernaung. "Menjaga hubungan antar klub itu penting," ungkap dia. Apalagi memang Erick bercerita, bahwa dirinya adalah satu-satunya pemilik klub Italia yang statusnya warna negara asing.
Dia mengatakan, awalnya Erick enggan menjadi Presiden Inter Milan, sebab, kata dia, Erick adalah orang asing pertama yang menduduki jabatan Presiden di klub Italia. "Tekanannya pasti tinggi, karena saya kan orang asing pertama yang jadi Presiden klub," kata dia. Apalagi memang orang Italia belum banyak yang tahu soal Indonesia. Pengetahuan mereka tentang Indonesia tidak sebanyak pengetahuan mereka tentang Inggris atau Amerika Serikat.
Erick mengungkapkan, meskipun kini dirinya menjadi Presiden Inter Milan, namun Erick akan tetap tinggal di Indonesia. "Memang ada meeting 4 kali setahun, tetapi meeting setiap Jumat ada, kan bisa skype, jadi bukan saya tidak komit dengan tinggal di Indonesia, tetapi saya kan memang orang Indonesia," ujar dia.
Mengenai pembangunan stadion baru di Inter Milan, dia bilang, pihaknya tidak pernah mengatakan akan membangun stadion baru untuk Inter Milan. Namun untuk stadion DC United pihaknya memang berniat membangun stadion, saat ini pihaknya sudah mengajukan permohonan pembangunan itu ke pemerintah setempat. "Saya juga tidak bilang ingin mendatangkan Messi, Raja Nanggolan, saya cuma ditanya sama wartawan Italia, saya hanya tertarik saja," imbuh dia.
Dia mengatakan, permainan bola di Italia berbeda dengan permainan bola di Indonesia, sehingga pihaknya belum bisa memberikan jawaban pasti soal adanya pemain Indonesia yang akan diboyong ke Inter Milan. Sebab, untuk under 19 tahun agak sulit. Tetapi yang bisa diboyong itu mesti under 16 tahun. "Kalau di AS masih bisa under 19 tahun, kalau saya sangat terbuka sebagai pemain Indonesia, tetapi memang tidak mudah," imbuh dia.
Erick menyatakan, sebaiknya memang pemain-pemain baik nasional maupun internasional melihat pengalaman Zaneti, pemain kawakan Inter Milan yang kini sudah berusia 40 tahun. "Saya sudah berfoto dengan Zaneti, dia pemain hebat, tidak merokok, Clubing, drugs, dan pola makanannya benar. Hasilnya permainan Zaneti itu seperti pemain berusia 30 tahun. Dia bisa menjadi contoh pemain muda Indonesia," tuturnya.
Terlepas dari itu semua, banyak orang bertanya, apa manfaatnya Erick Thohir membeli Inter Milan bagi Indonesia? Dia mengatakan, sebenarnya banyak manfaat yang bisa diberikan Inter Milan kepada Indonesia. "Asal pemerintah kita terbuka, maksudnya terbuka akan pertukaran budaya di sana, kita bisa saling belajar, terutama soal permainan. Tergantung pemain kita mau maju atau tidak? soal tur nanti karena saya baru jadi Inter Milan, tetapi pasti ada. Yang pasti saya targetkan Inter Milan bisa menjadi 4 besar pada musim ini," imbuh dia.
Mengenai pembelian saham di klub lain. Erick mengatakan, merujuk aturan FIFA tidak boleh memiliki dua klub di satu benua. "Karena nantinya akan bentrok saat Liga Champions," kata Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News