Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan kinerja group Mining Industry Indonesia (Mind ID) terus meningkat sesuai arahan yang diharapkan. Di sepanjang tahun 2022 Erick memaparkan Mind ID ditargetkan membukukan pendapatan senilai Rp 108 triliun yang menurut perhitungan Kontan tumbuh 15,2% secara tahunan atau year on year (YoY)
Erick menjelaskan, pendapatan Mind ID di 2021 (tidak dikonsolidasi pendapatan Freeport Indonesia) mencapai Rp 93,75 triliun atau tumbuh 41% year on year (YoY) dari sebelumnya Rp 66,5 triliun di 2020.
“Kami tidak berpuas diri, di 2022 kami menargetkan pendapatan Mind ID senilai Rp 108 triliun,” jelasnya dalam acara Peluncuran Teknologi 5G Mining yang disaksikan secara virtual di Youtube Freeport Indonesia, Kamis (1/9).
Baca Juga: Rencana Divestasi Saham Dibawa ke Panja, DPR: Pastikan Kinerja Vale Berjalan Baik
Adapun di tahun ini, Erick juga mengatakan, pihaknya menargetkan laba bersih Mind ID bisa lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Target ini diharapkan agar BUMN dapat berkontribusi lebih pada negara baik itu dari sisi pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen.
Erick mengungkapkan, di sepanjang 2021 pihaknya mencatatkan laba bersih senilai Rp 14,3 triliun. “Di 2022 harus lebih tinggi lagi,” tegasnya.
Sampai dengan Juni 2022 Mind ID mengantongi laba bersih senilai Rp 12,3 triliun. Lewat perolehan ini, Erick optimistis Mind ID bisa meraih laba yang lebih tinggi.
Erick memaparkan, transformasi BUMN harus terus dilanjutkan dengan memfokuskan pada sejumlah hal, dimulai dari transformasi sumber daya manusia (SDM), bisnis model, hingga inovasi. Upaya ini dilakukan dalam rangka beradaptasi di tengah gejolak yang terjadi di dunia.
Baca Juga: Dapat Tingkatkan Produktivitas Hingga 25%, Jokowi Resmikan 5G Mining di Freeport
Dari sisi pertambangan, Erick mengemukakan, harus melakukan inovasi secara menyeluruh baik itu secara hilirisasi hingga digitalisasi. Strategi digitalisasi ini dilaksanakan melalui teknologi 5G yang sudah berjalan di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia yang dapat meningkatkan devisa hingga 25%, menurunkan biaya operasional pengeboran sampai 40%, dan penghematan energi 20%.
“Hal ini lah yang memang kita minta akan coba benchamrking di seluruh Mind Id tidak hanya operasional tetapi juga digitalisasi sehingga Mind Id bisa terus efisien,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News