kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ESDM inginkan kepastian mitra pengganti di Blok Masela dan Blok IDD pada tahun ini


Kamis, 07 Januari 2021 / 16:29 WIB
ESDM inginkan kepastian mitra pengganti di Blok Masela dan Blok IDD pada tahun ini
ILUSTRASI. Menteri ESDM Arifin Tasrif


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, kepastian untuk mitra pengganti di Blok Masela dan Blok Indonesia Deep Water Development (IDD) bisa diperoleh pada tahun ini.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, Shell yang memutuskan keluar dari Blok Masela kini masih dalam proses pencarian mitra pengganti.

Ia mengungkapkan, saat awal menyatakan minat untuk melepas hak partisipasi, sudah ada pembicaraan antar konsorsium yakni Shell dan Inpex.

"Tentu saja waktu itu telah dilakukan upaya take over antara dua konsorsium yang ada, tapi tidak terjadi kesepakatan dan sedang tempuh untuk cari partner alternatif dan dilakukan tahun ini," kata Arifin dalam Konferensi Pers Virtual, Kamis (7/1).

Baca Juga: Tertekan pandemi covid-19, realisasi investasi sektor energi tahun 2020 anjlok

Arifin menambahkan, kendati bakal hengkang, pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Shell telah menyatakan komitmen untuk merampungkan kewajiban sesuai dengan Plan of Development (PoD) yang disetujui.

Dengan demikian, Arifin memastikan, pemerintah masih tetap berkomitmen agar Blok Masela dapat onstream sesuai jadwal yakni 2027.

Sementara itu, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang juga berencana melepas hak partisipasinya di Blok IDD sedang melakukan proses pencarian pengganti.

Arifin bilang, saat ini Chevron tengah melakukan negosiasi dengan perusahaan migas asal Italia, ENI.

"ENI menunjukkan minat yang serius dan proyek ini bisa mendukung LNG di Bontang. Diharapkan negosiasi bisa selesai kuartal I 2021," pungkas Arifin.

Selanjutnya: Porsi batubara di RUPTL 2020-2029 naik, transisi energi bakal sulit terlaksana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×